Subang, Demokratis
Jembatan Sewo terletak di perbatasan antara Kabupaten Subang dengan Indramayu masuk wilayah Kecamatan Pusakajaya-Subang, bila menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) semakin membludak penyapu (pemulung) koinnya.
Jembatan Sewo atau lebih dikenal warga setempat dengan cerita legendanya Saedah Saeni yang merupakan kakak beradik berubah wujud menjadi buaya entah karena kutukan dewa yang hingga kini dipercayai masih bermukim di Kali Sewo itu.
Menurut sesepuh masyarakat setempat Warto (67 th), jika siapapun yang hendak melewati Kali Sewo agar mendapat keselamatan dan berkah seyogyanya nyawer (bersedekah) ke Saedah Saeni.
Begitu sekelumit cerita rakyat legenda Saedah Saeni, makanya di lokasi itu persisnya jembatan Kali Sewo menjadi tempat mengais rezeki bagi para pemulung dengan cara menggunakan sapu (penyapu) koin (baca: uang saweran).
Guna mengantisipasi arus lalin di jalur Pantura Subang jelang Nataru, khususnya di lokasi jembatan Sewo Kapolsek Pusakanagara Kompol Dr. R Jusdijachlan didampingi Kanit Lantas AKP Agus ST, Kanit Binmas Ipda Taufik Hidayat bersama anggota Polsek Pusakanagara menertibkan aksi warga penyapu uang koin di jalur Pantura tepatnya di Jembatan Sewo atau dengan sebutan lain Sewo Harjo itu, Jumat (23/12/2022).
Aksi mengambil uang sedekah dengan sapu tersebut sangat membahayakan pengguna jalan terutama di hari-hari besar, di sana terlihat puluhan orang berjejer menunggu pengendara motor atau mobil untuk memberikan sedekah dengan cara melempar uang koin maupun kertas kemudian wargapun mengambil uang koin tersebut dengan memakai alat sapu yang dibuat khusus.
Kaplosek Pusakanagara Kompol Dr. R Jusdijachlan, S.H, MM, CHRA mengimbau kepada warga aksi penyapu jalan untuk tidak menggangu arus lalu lintas.
“Iya hari ini Jumat kita jajaran Polsek Pusakanagara menertibkan masyarakat penyapu koin di Jembatan Kali Sewo,” ujar Kompol Dr R Jusdijachlan, S.H. seperti dilansir Tinta Merah Net.
Menurut Kapolsek, dengan adanya aktifitas penyapu uang di Jembatan Sewo perbatasan Subang dan Indamayu ini sangat menggangu arus lalu lintas, ketika ada orang yang melempar uang.
“Selain itu, juga aksi penyapu koin ini sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan maupun penyapu koin itu sendiri, makanya mulai hari ini kita tertibkan agar tidak mengganggu lalin,” terangnya.
Arus lalu lintas jalur Pantura sendiri terpantau rame lancar, mayoritas kendaraan didominasi oleh kendaraan leter B (Jakarta, Tangerang, Bekasi), mereka dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah.
Salah seorang penyapu koin Wanda (15 th) mengatakan baru dapat 20 ribu. “Tadi ke sekolah dulu ngambil lapor, ke sini baru saja datang ya paling ada 1 jaman,” katanya.
Menurut Wanda, setiap hari rata-rata pendapatan dari hasil menyapu koin tersebut minimal 50 ribu. “Kalau lagi rame seperti Hari Raya Idul Fitri bisa mencapai 100 ribu lebih, lumayan buat bantu-bantu uang sekolah dan beli peralatan sekolah,” terangnya. (Abdulah)