Dairi Sumut, Demokratis
Sejumlah kendaraan antre di SPBU Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Batangberuh, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, baru-baru ini. BBM sulit diperoleh di Kabupaten Dairi akhir-akhir ini.
“Pengecer menjual per Rp10 ribu. Pertalite, Rp10 ribu dapat satu liter, sedangkan Solar, Rp10 ribu dapat seliter setengah,” kata seorang sopir angkutan umum di Sidikalang, bermarga Silitonga.
Sopir lainnya, Saragih menyebut, kelangkaan BBM ini berlangsung sejak awal tahun 2020. Ia sedikit kesal soal BBM yang sering habis di SPBU. Ia menduga, jatah BBM untuk Dairi berada di bawah angka kebutuhan masyarakat.
“Susah sekali mendapatkan BBM sekarang. Sering habis pula. Kita antre berjam-jam di SPBU, lalu ketika jelang masuk giliran kita, tahu-tahu sudah habis. Saya sering begitu,” katanya.
Warga Dairi lainnya pengguna Pertamax, Dedi Sidebang mengaku, terpaksa beli BBM Pertamax di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
“Karena SPBU yang jual Pertamax di Sidikalang tutup, saya terpaksa beli di SPBU Merek. Kebetulan tangki mobil saya bisa muat banyak,” kata Dedi.
Para warga berharap, Pemkab Dairi dan Pertamina dapat segera mengatasi persoalan ini.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM, Rahmatsyah Munthe mengatakan, fenomena kelangkaan BBM di Sidikalang murni disebabkan oleh tutupnya satu SPBU.
“Selama ini kan ada tiga. Satu tutup, yang di Batangberuh. Jadinya, distribusi BBM terganggu. Kontrak SPBU itu dengan Pertamina habis. Pengelola masih mengurus perpanjangannya,” kata Rahmatsyah via seluler.
Rahmat mengatakan, kuota solar bersubsidi Kabupaten Dairi tahun ini belum bisa diakses. Namun, pada tahun 2019 lalu, sebanyak 12.312 kiloliter.
“Untuk BBM nonsubsidi, seperti Pertalite dan Pertamax, tidak diatur pemerintah kuotanya, melainkan sesuai permintaan SPBU bersangkutan,” ujar Rahmat yang baru saja dimutasi sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika ini.
Rahmat menambahkan, baru-baru ini Pemkab Dairi menyampaikan permohonan penambahan kuota solar subsidi ke BPH Migas, dari 12.312 kiloliter menjadi 20 ribu kiloliter.
“Mudah-mudahan permohonan ini dipenuhi BPH Migas, sehingga dapat mencukupi kebutuhan solar subsidi di Dairi. Kuota yang lama masih belum bisa memenuhi kebutuhan kita,” pungkas Rahmatsyah. (P Pandiangan)