Jakarta, Demokratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam periode tahun 2015 – 2018, telah membangun 865.393 Ha jaringan irigasi dari target 1 juta Ha jaringan irigasi baru. Pada akhir tahun 2019 ditargetkan tambahan 139.410 Ha jaringan irigasi sehingga total jaringan irigasi terbangun dari 2015 – 2019 seluas 1.004.803 Ha.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan program pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan salah satu program yang targetnya akan tercapai selain pemeliharaan jalan nasional, pembangunan jalan baru, jalan tol, waduk, kota baru, pelatihan konstruksi dan sertifikasi konstruksi. “Pembangunan bendungan, embung, jaringan irigasi baru dan rehabilitasi jaringan irigasi eksisting bertujuan mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Salah satu jaringan irigasi yang dikembangkan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Ditjen Sumber Daya Air, berada di Propinsi Sumatera Selatan dan sebagian Lampung (potensial), melalui pembangunan Proyek Irigasi Komering dengan potensi mengairi lahan seluas 124.000 Ha. Luas irigasi terbagi di Provinsi Sumsel seluas 74.000 Ha di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Propinsi Lampung seluas 50.000 Ha terletak di Kabupaten Way Kanan dan Tulang Bawang.
Pada tahun 2016-2019, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan Jaringan Irigasi Utama Bahuga D.I Komering bagian hilir di Kabupaten OKU Timur dengan luas 6.853 Ha. Pekerjaan dibagi menjadi 2 Paket yakni Paket I seluas 3.741 Ha dan Paket II seluas 3.112 Ha.
Lingkup pekerjaan di Paket I antara lain pembangunan saluran sekunder 15,05 Km dan Sub Sekunder 14,17 Km. Konstruksi dilakukan oleh PT. Wijaya Karya dan PT. Tri Bhakti dengan anggaran Rp 288 miliar dan progress fisiknya sudah mencapai 94,7 persen. Pada Paket II dikerjakan pembangunan saluran sekunder 14,21 Km dan saluran sub sekunder 30,17 Km. Konstruksi dilakukan oleh PT. Adhi Karya dan PT. Punggur dengan anggaran Rp 301 miliar dan progres konstruksi mencapai 90%.
Pada setiap paket juga dibangun bangunan pelengkap seperti bangunan bagi, sadap, ukur, pelimpah dan penguras, jembatan desa, gorong-gorong, bangunan terjun dan bangunan akhir. “Pembangunan Daerah Irigasi Komering dilakukan bertahap dengan mengembangkan sub daerah irigasinya sejak tahun 1990. Tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup dan standar hidup petani melalui peningkatan areal tanaman dan produksi pertanian,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII, Ditjen Sumber Daya Air, Birendrajana.
Sumber daya air yang dimanfaatkan berasal dari Danau Ranau yang merupakan danau alam dengan kapasitas sebesar 254 juta m3. Tantangan yang dihadapi dalam pengaturan irigasi adalah pada musim kemarau debit air sungai komering yang masuk ke saluran irigasi sangat kecil. Sementara pada musim hujan elevasi sungai komering naik mengakibatkan debit air sungai komering yang masuk ke saluran relatif cukup besar dan membawa cukup banyak kandungan lumpur yang mengendap di saluran. (L Reimon)