Jumat, November 1, 2024

Dinas Peternakan Gunungkidul Ambil Sampel Darah Ternak yang Mati Misterius

Gunungkidul, Demokratis

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil sampel darah ternak yang mati di Dusun Kayoman, Kelurahan Serut, diduga antraks untuk diuji laboratorium di Balai Besar Veteriner Wates.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan pihaknya mendapat informasi seekor sapi dan dua kambing milik warga berinisial S itu, mati pada Kamis (7/3/2024).

“Kami sudah menindaklanjuti dengan menerjunkan tim untuk melakukan investigasi dan mengambil sampel darah untuk dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates,” kata dia, Sabtu (9/3/2024).

Berdasarkan keterangan warga, sapi milik S pada Kamis (7/3/2024) mati. Oleh yang bersangkutan dan warga disembelih, namun tidak dikonsumsi melainkan langsung dikubur.

Sapi itu mati Kamis (7/3/2024) dini hari, sedangkan satu kambing mati pada siang harinya dan langsung disembelih untuk kemudian dikubur.

“Masih ada tiga ekor kambing kemudian diselamatkan di rumah saudaranya, tapi ternyata satu kambing lagi mati. Jadi tanggal 7 Maret ada satu sapi dan tiga kambing milik S yang mati,” katanya.

Ia menduga empat hewan ternak mati terkena antraks, sedangkan untuk membuktikan hal itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul mengambil sampel darah ternak tersebut.

“Baru dugaan. Nanti kita buktikan melalui uji laboratorium,” katanya.

Petugas juga telah menyemprotkan cairan formalin di lokasi penyembelihan dan pengulitan hewan ternak yang mati. Lalu lintas keluar masuk ternak juga diimbau dibatasi di dusun itu.

Asupan vitamin serta antibiotik tambahan juga diberikan kepada para ternak di daerah itu, sedangkan 12 hari selanjutnya akan dilaksanakan vaksinasi hewan ternak.

“Untuk sementara ternak jangan dikeluarkan dulu di lokasi tersebut,” katanya.

Hasil penelusuran pihaknya, S pada 24 Februari membawa potongan daging milik warga Sleman berinisial W.

“Saya tidak tahu (rincinya), hanya dibawanya posisinya kambingnya sudah mati. Saya tidak tahu sistemnya dibeli atau dikasihkan,” kata Wibawanti.

Potongan daging itu dikuliti di rumah S dan selanjutnya dikonsumsi.

“Saat ini S juga tengah dirawat di rumah sakit. Namun soal kondisi S secara klinis, kami tidak bisa menjelaskannya, karena bukan ranah kami,” katanya. (JP)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles