Cianjur, Demokratis
Ada yang berbeda di antara warga belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nurul Fata di Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur.
Sejumlah warga belajar tampak sedang serius belajar desain grafis. ”PKBM kami selain belajar tatap muka, mandiri dan jarak jauh juga warga belajar diajarkan keterampilan bidang desain grafis,” kata Kepala Sekolah PKBM Nurul Fata, Deni Abdul Kholik, Rabu (14/8/2024).
Kang Deni panggilan akrabnya menerangkan, ia mendirikan PKBM Nurul Fata tahun 2014 dan sebelumnya selama tiga tahun menjadi kelompok belajar PKBM Ciimbangsari.
Ia mendirikan PKBM karena kegelisahannya melihat begitu banyak anak putus sekolah di wilayah Kecamatan Karangtengah.
Putus sekolah ini salah satunya karena kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan begitu rendah. “Masyarakat merasa nyaman dengan aktivitas kerja sehari-hari. Menganggap pendidikan tidak penting,” ungkap Deni.
Cara pandang masyarakat itu membuat mereka tak merespons ajakan Deni untuk belajar di PKBM yang dibentuknya. Itu yang membuatnya berkeliling ke kantong-kantong anak putus sekolah untuk menyosialisasikan.
Tak hanya mengajak dan membujuk anak putus sekolah, Deni mendatangi orangtua mereka. Dia melakukan pendekatan untuk memberikan pemahaman pentingnya pendidikan untuk masa depan anak-anak mereka.
“Saya modal tekad dan nekat. Saya ingin berkarya, berbakti, peduli dengan melayani yang tak terjangkau dan menjangkau yang tak terlayani pendidikan,” tutur Deni.
Hasilnya, pada tahun pertama PKBM Nurul Fata memiliki 67 peserta Program Paket C, 29 peserta Paket B, dan 24 peserta Program Paket A. ”Setelah itu jumlah peserta meningkat pesat dengan PKBM sudah terakreditasi nilai B,” ungkapnya.
Deni ingin peserta tidak hanya melek pendidikan, tetapi juga terampil dan mandiri secara ekonomi. Untuk itulah dia terus mengembangkan program, salah satunya meningkatkan lifeskills peserta. Tentu dilengkapi dengan berbagai keterampilan. Salah satunya keterampilan desain grafis.
“Minimal dapur warga belajar menyala, kebutuhan dasarnya terpenuhi. PKBM ini jembatan agar masyarakat lebih baik pendidikan dan ekonominya,” jelasnya.
Untuk mengenalkan karya peserta PKBM, Deni rajin mengikuti berbagai kegiatan kursus-kursus. Hasilnya, warga belajar banyak yang bekerja di percetakan, di perkantoran, dan menjadi wirausaha mandiri. “Alhamdulillah, apa yang kami kerjakan secara tulus tidak sia-sia. Masyarakat keluar dari masalah pendidikan dan kemiskinan. Ketika mereka bisa tersenyum, itulah yang membahagiakan saya,” tuturnya.
Perjuangan Deni belum berakhir. Masih banyak orangtua yang belum paham pentingnya pendidikan. “Masih ada anak putus sekolah. Kami terus edukasi masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik,” tutupnya. (Ruslan AG)