Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pembunuhan Pemimpin Hizbullah, Ahmadinejad: Intelijen Iran Disusupi Mossad

Teheran, Demokratis

Pembunuhan pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah telah memicu pertanyaan tentang bagaimana Israel secara tiba-tiba dapat menemukan tokoh-tokoh terkemuka dalam gerakan Lebanon setelah bertahun-tahun mencarinya. Kecurigaan muncul adanya mata-mata Israel di badan intelijen Iran.

Mahmoud Ahmadinejad, yang menjabat sebagai presiden Iran antara 2005 dan 2013 meyakini dinas intelijen negaranya kemungkinan telah disusupi oleh agen Israel Mossad. Termasuk di unit intelijen Anti-Israel yang didedikasikan untuk membasmi ‘orang-orang’ Israel di Iran, menyusul serangan terhadap ilmuwan dan fasilitas nuklirnya.

“Israel mengorganisasikan operasi kompleks di dalam Iran. Mereka dapat dengan cepat memperoleh informasi,” kata mantan presiden garis keras itu kepada CNN Turk. “Di Iran, mereka masih bungkam tentang hal ini. Orang yang memimpin unit di Iran melawan Israel adalah agen Israel.”

Ia mengklaim bahwa terdapat 20 aset intelijen Israel lainnya di dalam pasukan tersebut, yang menyampaikan informasi tentang program nuklir Iran. Tudingan ini muncul kembali setelah adanya rumor bahwa Israel mungkin telah menyusup ke sistem keamanan Iran atau Suriah untuk mengetahui lokasi komandan tinggi Hizbullah. Informasi rahasia ini juga bisa diteruskan langsung ke pejabat tinggi pemerintah Israel.

Kendati tidak ada bukti yang mendukung pernyataan Ahmadinejad, dan presiden tersebut punya riwayat membuat pernyataan dan klaim yang keterlaluan, Israel tampaknya telah memperoleh keuntungan besar dari intelijen dengan menyingkirkan Nasrallah dan para pemimpin Hizbullah lainnya, meskipun mengorbankan banyak warga sipil.

Nasrallah diketahui merahasiakan pergerakannya selama puluhan tahun. Israel gagal membunuhnya selama perang tahun 2006. Komandan Hizbullah lainnya yang tewas dalam serangan udara Israel termasuk Ibrahim Aqil, Nabil Kouak, dan Ahmad Wehbe. Tokoh senior Hamas seperti Saleh Al-Arouri dan Ismail Haniyeh juga tewas dalam serangan tersebut. Haniyeh malah dibunuh di tempat yang relatif aman di Teheran.

Pembunuhan Nasrallah lebih mengejutkan, karena terjadi hanya beberapa hari setelah Israel berhasil memasang jebakan dan meledakkan ribuan perangkat elektronik yang digunakan oleh Hizbullah dan masyarakat. Padahal keamanan dalam kelompok tersebut mungkin lebih ketat.

Sumber-sumber Israel mengatakan kepada Reuters bahwa pembunuhan itu adalah hasil dari 20 tahun kerja intelijen yang difokuskan pada Hizbullah. Laporan menunjukkan informasi ini dikumpulkan dari operasi terbuka kelompok itu dalam perang Suriah, di mana para pejuangnya mendukung pasukan rezim Assad di sejumlah garis depan.

Serangan 7 Oktober menunjukkan bahwa fokus Israel pada Hizbullah mungkin menyebabkan pengumpulan intelijen mengenai Hamas terabaikan. Militer dan intelijen Israel telah dikecam secara luas karena gagal menanggapi peringatan berulang kali terhadap gerakan Hamas pada hari-hari dan minggu menjelang serangan 7 Oktober.

Israel juga gagal melumpuhkan dalang militer Hamas, Yahya Sinwar, dan klaim bahwa Mohammed Deif, tokoh kunci lain dalam gerakan tersebut, tewas dalam serangan udara juga belum terkonfirmasi. (IB)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles