Minggu, Oktober 20, 2024

Hamas Tetap Tolak Menyerah Meski Yahya Sinwar Sudah Tewas

Qatar, Demokratis

Milisi Hamas mengonfirmasi tewasnya pemimpin mereka, Yahya Sinwar. Meski demikian, kelompok perlawanan Palestina itu menolak untuk menyerah dan tidak akan membebaskan para tawanan Israel hingga perang di Jalur Gaza berakhir.

Pejabat Hamas yang berbasis di Qatar, Khalil al-Hayya mengatakan kelompok perlawanan Palestina itu berduka atas meninggalnya pemimpin mereka.

“Kami berduka atas pemimpin besar, saudara yang syahid, Yahya Sinwar, Abu Ibrahim,” kata al-Hayya dalam pernyataan rekaman video yang disiarkan oleh Al Jazeera, seperti dikutip Sabtu (19/10/2024).

Hamas juga mengonfirmasi salah seorang komandan mereka, Mahmoud Hamdan, yang turut syahid bersama Sinwar dalam pertempuran melawan Israel.

Al-Hayya pun menegaskan Hamas tidak akan membebaskan para tawanan hingga perang di Gaza berakhir.

“Para sandera tidak akan kembali kecuali agresi terhadap rakyat kami di Gaza dihentikan,” katanya.

Ia meminta Israel untuk menarik diri dari Gaza dan membebaskan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Al-Hayya mengatakan Hamas akan memperoleh kekuatan dari pembunuhan Sinwar. Sebab menurutnya, Sinwar akan menjadi simbol gerakan sebagaimana para pemimpin Hamas sebelumnya.

Menanggapi konfirmasi Hamas atas kematian mereka, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan Yahya Sinwar merupakan inspirasi bagi para pejuang perlawanan di seluruh wilayah Timur Tengah.

Milisi Houthi di Yaman juga menyatakan berduka atas terbunuhnya Sinwar.

“Gaza dan perjuangan Palestina ditakdirkan untuk meraih kemenangan, tidak peduli seberapa besar pengorbanannya,” kata juru bicara Houthi, seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Sinwar tewas dalam serangan Israel pada Rabu (16/10/2024) di Jalur Gaza. Saat itu, pasukan Zionis sedang melakukan patroli rutin dan tiba-tiba berpapasan dengan tiga orang bersenjata. Mereka lantas terlibat baku tembak hingga ketiga orang itu tewas.

Salah seorang tentara Israel mengaku melihat satu dari ketiga wajah orang bersenjata disebut mirip Sinwar. Israel pun memeriksa dan melakukan tes biometrik, sidik jari, hingga DNA. Mereka bisa melakukan tes semacam itu karena Sinwar sempat dipenjara 20 tahun, sehingga Israel memiliki data-data tersebut.

Israel lalu mengonfirmasi bahwa mayat itu adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Sementara itu, juru bicara militer IDF Doron Spielman mengatakan pasukan bekerja sama dengan intelijen sengaja memancing Sinwar keluar dari bunker. Mereka sempat baku tembak. Pasukan Israel lalu melepas tembakan dari tank ke arah Sinwar.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian mengumumkan kematian Sinwar. Dalam pidato yang disiarkan di televisi, ia menyebut Sinwar adalah singa yang bersembunyi di sarang gelap.

“Dan dia tewas saat dia melarikan diri dengan panik dari tentara kita,” ujar Netanyahu saat pidato.

Sinwar menjadi orang yang paling dicari Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Aksi Hamas itu tercatat sebagai yang paling mematikan dalam sejarah Israel.

Semenjak itu, militer rezim Zionis di bawah komando Netanyahu melancarkan agresi brutal hingga mengakibatkan lebih dari 42.000 warga Gaza tewas, di mana sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak. (IB)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles