Tapteng, Demokratis
Posko penanganan dan pemeriksaan Virus Corona (Covid-19) yang berada di Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), berubah fungsi menjadi arena pertunjukan musik. Setiap malam, suara musik hingar bingar terdengar keras mengganggu warga yang sedang istirahat.
Walau dalam suasana bulan Ramadhan, petugas jaga tetap membesarkan volume musik. Tak jarang, begitu ummat muslim usai melaksanakan shalat tarawih dan tadarusan, posko berubah fungsi menjadi arena dugem. Dentuman musik ‘triping’ yang sangat bising menggelegar memekakkan telinga.
Sepertinya, petugas jaga tidak perduli bahwa lokasi posko sangat dekat dengan pemukiman penduduk. Mereka dengan sesuka hati menyetel suara musik hingga membuat warga tidak nyaman. Padahal, jikapun untuk menghilangkan rasa kantuk san jenuh, tidak seharusnya petugas jaga menyetel suara musik keras-keras.
“Kalaupun untuk menjaga agar tidak mengantuk, tidaklah harus membunyikan musik sekeras-kerasnya. Bisakan distel pelan,” ujar seorang warga yang enggan menyebutkan namanya, Sabtu malam (2/5).
Warga juga menilai, kegiatan petugas jaga setiap malamnya hanya untuk berpesta ria. Tidak terlihat adanya kegiatan pengawasan terhadap keluar masuknya warga. Posko yang diperuntukkan sebagai tempat kontrol terhadap orang luar tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Disebut-sebut, mantan Kepala Desa Aek Garut sering nimbrung ditengah-tengah para remaja yang berjoget ria menghabiskan malam, tanpa menerapkan social distancing dan physical distancing. (MH)