Gaza, Demokratis
Rumah Sakit Kamal Adwan, yang dikepung pesawat tak berawak dan tank Israel, telah memohon kepada masyarakat internasional untuk segera melakukan campur tangan guna melindungi rumah sakit di Gaza utara itu. Militer Israel telah memerintahkan pasien dan staf rumah sakit untuk mengungsi.
Rumah sakit tersebut merupakan salah satu dari sedikit layanan kesehatan yang masih beroperasi di daerah itu. Hanya ada segelintir dokter yang tersisa untuk merawat pasien di tengah kekurangan parah atau habisnya persediaan medis penting.
“Kami kini kembali menghadapi pengeboman langsung di unit perawatan intensif (ICU),” kata Dr. Hussam Abu Safia, Direktur RS Kamal Adwan dalam pernyataan video pada Sabtu (21/12/2024) malam, menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melindungi rumah sakit dan 66 pasien yang tersisa serta staf medis.
“Bagian perawatan bayi, bagian bersalin, dan seluruh bagian rumah sakit menjadi sasaran pasukan pendudukan dengan berbagai jenis senjata, termasuk tembakan penembak jitu, peluru tank, dan quadcopter,” tambahnya. “Sudah lebih dari satu jam ini, peluru terus berjatuhan ke arah kami dari setiap sudut, mil, dan arah.”
Hani Mahmoud dari Al Jazeera melaporkan dari dekat Deir el-Balah, “Apa yang kita saksikan sekarang adalah serangan yang disengaja terhadap fasilitas kesehatan.” Militer Israel telah memerintahkan evakuasi dari rumah sakit, tetapi mereka juga menciptakan lingkungan yang mengintimidasi sehingga membuat warga merasa tidak aman untuk meninggalkan rumah sakit.
Mahmoud menambahkan bahwa kontak dengan mereka yang terkepung di rumah sakit telah hilang semalam. Rekaman yang diverifikasi Al Jazeera menunjukkan warga Palestina yang terluka berlindung di koridor rumah sakit, jauh dari jendela, setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke fasilitas tersebut. Meskipun demikian, kata Mahmoud, banyak korban luka dilaporkan saat peluru menembus dinding dan juga merusak peralatan.
Koresponden Al Jazeera Arab di Gaza mengatakan mereka kehilangan kontak dengan wartawan di dalam rumah sakit di tengah serangan yang sedang berlangsung. Menurut saluran tersebut, Rumah Sakit al-Awda yang terletak di kamp pengungsi Jabalia juga menjadi sasaran serangan.
Serangan Israel yang gencar terhadap fasilitas medis, termasuk Kamal Adwan, memicu respons dari kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menyebutnya sangat mengkhawatirkan. Ia mendesak gencatan senjata segera di wilayah yang telah dikepung selama lebih dari 70 hari itu.
Serangan Israel yang terus-menerus selama lebih dari 14 bulan telah menghancurkan daerah kantong tersebut dan membuat hampir 2,4 juta penduduknya mengungsi. Lebih dari 45.000 orang, sebagian besar anak-anak dan wanita, tewas dalam serangan yang telah menimbulkan kecaman global.
Abu Safia mengatakan pasukan Israel menggunakan dalih bahwa rumah sakit tersebut merupakan zona pertempuran untuk membenarkan serangan tersebut. “Kami meminta pertanggungjawaban dunia atas apa yang terjadi dan atas seruan berulang-ulang kami,” katanya, seraya menambahkan bahwa “tampaknya tidak ada tanggapan” dari masyarakat internasional. (IB)