“Saya sangat aneh melihat mereka tidak lulus dengan pertanyaan-pertanyaan anak SD bisa menjawab itu. Itu siapa yang membuat pertanyaan. Ini memalukan,” ungkap Samad.
Bahkan, Samad mengaku mendapatkan kabar adanya pertanyaan kepada pegawai KPK perempuan bersedia atau tidak membuka jilbabnya. Pertanyaan ini sangat tidak relevan.
“Ini pertanyaan tidak relevan. Kalau menggali seseorang radikal bukan dengan pertanyaan seperti itu,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, dengan pertanyaan yang tidak relevan seperti itu, Samad menduga memang sengaja ada oknum yang tidak menginginkan 75 pegawai KPK termasuk Novel Baswedan lolos seleksi ASN. “Inti dari tujuan tes seperti ada target orang-orang yang ingin tidak diluluskan,” pungkasnya.