Mampukah Pakistan meredam dampak akibat bom bunuh diri di Masjid Peshawar yang terjadi pada tanggal 30 Januari 2023 lalu. Peristiwa pembunuhan sudah menewaskan seratus orang itu amat dahsyat dan mengguncang keamanan. Berlangsung saat sholat ashar tiba.
Tindak lanjut Pemerintah Pakistan perlu dipastikan mampu atau tidak menanggulangi akibatnya. Sekurang-kurangnya siapa bertangung jawab atas peristiwa yang amat tidak berperikemanusiaan tersebut.
Seperti kita kutip dari detik.com edisi 30 Januari 2023 yang mempublikasikan bahwa kelompok Tehreek e Taliban (TTP) bertanggung jawab. Dikatakan perbuatan ini adalah untuk balas dendam serangan kematian yang terjadi pada 2022 yang lalu. Tetapi kemudian dibantah oleh juru bicaranya Subarkah Muhammad.
Sementara kata Subarkah pula, itu Pemerintah Pakistan seharusnya Perdana Menteri sebelumnya harus bertanggung jawab. Hal mana karena pribadi Perdana Menteri Imran Khan mengakomodasi kelompok teroris Taliban TTP dan mau berunding dengan kelompok ekstrim dimaksud. Yang pada tahun lalu juga terlibat membom kantor televisi Al Jazeera di Qatar. Pada kahirnya peritiwa ini menjadi tanggung jawab Jamaul Abrar organisasi teroris Taliban yang terkuat di Pakistan.
Di antara organisasi gabungan TTP kecil jumlahnya sewajarnya TTP dilarang di Pakistan. Sebaliknya bukan diberikan berada legal di Pakistan beraktivitas. Karena bersenjata dan mempunnyai anggota bom bunuh diri.
Terhadap peristiwa seperti ini paling kurang menyikapi insiden bom bunuh diri seperti ini. Menurut hemat kita ada dua perlu mendapat perhatian.
Yaitu pertama adalah wawasan militer berpegang pada teori Maleeha Doli mantan Duta Besar Pakistan di Amerika Serikat. Dengan mengedepankan sikap lebih tegas.
Langkah kedua konsep anti pada teroris. Bahwa teroris adalah anti kemanusiaan. Harus dihentikan dan distop. Ini kita sebut konsep melibatkan pikiran atau otak. Pada intinya sikap ini adalah sikap jangka panjang. Berdasar akal pikiran manusia hidup dengan menggunakan akal pikran. Dalam pengamalan nyata memang jelas tidak mudah.
Namun pada yang berwenang keamanan Pemerintah Pakistan memang harus ada jaminan. Pemerintah Pakistan harus bersedia menerima dua gagasan ini. Yaitu mengadakan operasi militer yang tegas, dan anti pada teroris secara berkelanjutan.
Megutip Madiha Alza seorang peneliti Pakistan dari Brookings Institution berpendapat juga sama. Katanya hanya satu-satunya opsi adalah operasi militer karena pengaruh Negara Afghanistan. Teroris berlindung di Negara Afghanistan.
Harapannya tiga bulan ke depan bom bunuh diri di Peshawar dengan sikap ini akan ada pengaruh positif terutama pada krisis ekonomi. Yang bertanggung jawab dalam sikap ini adalah Pemerintah Pakistan. Melalui kebijakan Perdana Menteri Pakistan. Ini sejalan juga dengan kebijakan Menteri Luar Negeri Republik Islam Bilwal Butho Zadari.
Semoga saja ini sukses. Amiin.
Jakarta, 2 Februari 2023
*) Penulis adaah Doktor Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta