Selasa, Desember 10, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ekskavasi Situs Bongal di Tapteng, Peneliti Temukan Lempengan Berinskripsi Arab

Tapteng, Demokratis

Lempengan kuningan berinskripsi Arab menjadi temuan paling istimewa dalam ekskavasi di Situs Bongal tahun 2022. Lempeng kuningan tersebut merupakan salah satu temuan dari titik penggalian 8 di Situs Bongal Desa Jago Jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

“Salah satu temuan yang sangat menarik dari titik penggalian 8 ini adalah sebuah lempengan dari kuningan. Lempengan ini mengandung goresan tempelan dari timah di atas permukaannya. Dalam pengamatan awal goresan-goresan timah ini mengarah pada satu petunjuk, yaitu kaligrafi Arab,” ujar Deddy Satria, Ahli Arkeologi Islam, Sabtu (26/2/2022).

Lebih lanjut Deddy, pendalaman terhadap temuan ini menunjukkan bahwa lempengan tersebut memuat sebuah kaligrafi Islam yang sangat khas. Meskipun sistem huruf yang digunakan huruf Arab namun bahasanya bukan bahasa Arab. Diduga bahasa yang digunakan adalah bahasa Ajam.

“Temuan ini sangat menarik dan menantang kita untuk memahami temuan ini apa kira-kira yang tertulis di lempengan kuningan tersebut,” imbuhnya.

Lanjut Deddy, tim peneliti yang terlibat dalam riset ini mencari beberapa perbandingan untuk mengungkap temuan tersebut. Antara lain dengan mencari perbandingan dari sejumlah buku tentang karya-karya seni Islam atau The Art of Islam.

Pada pembahasan tentang seni logam, tim peneliti menemukan sebuah petunjuk. Temuan tersebut merupakan bagian dari sebuah piring indah.

“Saya menemukan pembanding, bahwa ini adalah bentuk karya yang istimewa pada masanya. Benda yang kita temukan ini adalah sebuah bagian dari benda yang jauh lebih besar ukurannya, yaitu sebuah piring dari dunia Islam,” tutur Deddy.

Lempengan kuningan berinskripsi Arab ditemukan dalam ekskavasi di Situs Bongal Desa Jago Jago, Kecamatan Badiri, Tapanuli Tengah, Rabu (23/2/2022).

Deddy menjelaskan, teknik menghias dengan menempel logam-logam pada benda ini dikuasai oleh para perajin logam Baghdad pada masa Abbasiyah. Seni logam dengan teknik menempel batangan-batangan kawat dari emas yang kemudian dibentuk sedemikian rupa menjadi hiasan yang cantik berkembang di Ibukota Islam tersebut.

Kata Deddy, Baghdad pada masa tersebut dikenal sebagai Daulah Islam yang berada di puncak peradaban. Dalam dunia seni Baghdad juga mewarisi seni dari Persia dan Romawi, termasuk seni logam yang begitu indah, rumit, dan menakjubkan.

“Hanya saja pada benda yang kita temukan ini, bahan yang digunakan untuk menghias berbeda, bukan dari kawat-kawat emas, tapi dari timah,” imbuh Deddy.

Menurut penelusuran Deddy, piring-piring besar dengan hiasan tersebut merupakan barang-barang yang istimewa. Biasanya piring-piring tersebut digunakan untuk momen-momen jamuan istimewa.

“Biasanya untuk menyuguhkan jenis buah-buahan atau manisan-manisan. Saya membayangkan bagaimana suguhan dinikmati sedikit demi sedikit, diambil dari piring itu dan tersingkaplah hiasan yang begitu indah tersebut,” pungkasnya.

Selama ekskavasi sejak tanggal 14 Februari 2022 di lokasi ini, ditemukan sejumlah artefak berupa tembikar Timur Tengah, keramik Ding, dan keramik Tang.

Dari dunia Islam berupa fragmen keramik Timur Tengah, tembikar berglair dari Nisaphur, fragmen botol kaca, tali ijuk, manik-manik, perhiasan berupa gelang dari kuningan, dan cincin dari timah.

Ekofak berupa kayu, biji-bijian berupa pala, kemiri, dan tempurung kelapa. Selain itu juga ditemukan getah damar.

Di titik ini juga ditemukan struktur berupa kayu nibung dan struktur dari batu, serta ditemukan batu yang dilukis.

Untuk diketahui, riset dan ekskavasi lanjutan pada tahun 2022 di Situs Bongal dimulai pada tanggal 14 sampai 28 Februari 2022. Kegiatan ini melibatkan para peneliti dan sejumlah pakar dari arkeologi sejarah, arkeologi maritim, geologi, arkeologi Islam, hingga kehutanan.

Sejumlah lembaga yang terlibat di antaranya: Sultanate Institute, Museum Abad 1 Hijriyah, Mapesa, BRIN Kantor Arkeologi Sumatera Utara, Peneliti Pusat Riset Arkeometri BRIN, dan Peneliti Ekosistem Hutan BPSI Kuok, KLHK. (MH)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles