Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Guru Pembimbing SMPN 11 Kota Tasikmalaya Meninggal Dunia Ketika Study Tour Siswa ke Yogyakarta, Duka Kelabu di HUT PGRI Ke-78

Kota Tasikmalaya, Demokratis

Duka kelabu mendalam dialami Keluarga Besar SMPN 11 Kota Tasikmalaya di momen HUT PGRI Ke-78. Dimana seorang guru pembimbingnya Drs. Tedi (alm) yang juga Guru Bahasa Indonesia dikenal aktif di organisasi PGRI meninggal dunia ketika sedang melaksanakan tugas membimbing study tour siswa ke Yogyakarta. Tepat pukul 23.23, (alm) Drs. Tedi menghembuskan nafas terakhirnya di RSAU Suhardi Harjo Lukito Yogyakarta pada Sabtu malam.

Almarhum yang akan jelang pensiun pada Mei 2024 mendatang dikenal sosok guru yang rajin, bahkan tidak pernah terlambat masuk sekolah jika tidak ada hambatan mendadak. Bagi rekan guru yang lain, almarhum selalu menjadi contoh yang baik.

Dikisahkan H. Iing Sutisna Permana, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMPN 11 Kota Tasikmalaya, di H-2 sebelum berangkat pada Kamis dengan rombongan sebanyak 7 bus, dirinya menyampaikan pada almarhum agar tidak usah ikut ke Yogyakarta, namun almarhum bersikukuh untuk tetap ikut meskipun nantinya tidak akan turun dari bus.

“Saya katakan tidak ikut juga tidak apa-apa. Namun almarhum katakan bukan masalah wisatanya, melainkan rasa tanggungjawabnya yang melekat. Ketika berangkatpun saya masih sapa, bahkan almarhum masih sempat bernyanyi karaokean dalam bus,” ucapnya kepada wartawan ketika dikonfirmasi di ruang guru SMPN 11 Jln. Kota Baru Kota Tasikmalaya, Senin (27/11/2023).

Kemudian, lanjut dia, pada Jumat malam (24/11/2023) ada acara perpisahan purna tugas. Ketika sampai di hotel ingin sholat maghrib almarhum disarankan istirahat dulu di hotel. Ditawari makan almarhum tidak mau dan dibuatkan air hangat lalu diminum.

“Sempat juga almarhum minta maaf tidak bisa hadir di acara purna tugas. Waktu saya berangkat dibarengi oleh tim medis. Setelah kegiatan ketika saya masuk, lagi-lagi almarhum meminta maaf. Kebetulan ada petugas kesehatan yang mengecek, namun nafasnya hanya 45 kemudian dipasang oksigen naik hingga 72 dan akhirnya dibawa ke rumah sakit,” sebutnya.

Di rumah sakit dipasang oksigen, ditanya riwayat penyakit tidak ada yang tahu. Setelah didiagnosa baru diketahui penyakitnya yakni jantung dan gula darah tinggi. Sempat membaik namun nge-drop lagi.

“Kemudian di-talkin dan alhamdulillah sebelum meninggalnya ikut mengucapkan hingga menghembuskan nafas yang terakhir pada pukul 23.23 Jumat malam,” papar H. Iing menyudahi. (Eddinsyah)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles