Sabtu, Oktober 12, 2024

Indonesia dan Malaysia Bersatu Lawan Diskriminasi Sawit

Jakarta, Demokratis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Kerajaan Malaysia akan bersatu melawan diskriminasi kelapa sawit yang dilakukan Uni Eropa (UE), Australia, dan Oseania.

Pada awal Desember 2019, Indonesia menggugat Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) terkait arahan energi terbarukan II atau Renewable Energy Directives II (RED II) yang dinilai mendiskriminasi kelapa sawit. Pemerintah Malaysia juga melakukan langkah serupa pada 15 Januari 2021.

“Mengenai isu sawit, Indonesia akan terus berjuang untuk melawan diskriminasi terhadap sawit,” kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers bersama Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin seusai menggelar pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/2/2021).

PM Muhyiddin berada di Indonesia untuk memenuhi undangan Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengungkapkan perjuangan Indonesia melawan diskriminasi kelapa sawit akan semakin optimal apabila dilakukan bersama Malaysia.

“Perjuangan tersebut akan lebih optimal jika dilakukan bersama dan Indonesia mengharapkan komitmen yang sama dengan Malaysia mengenai isu sawit ini,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, PM Muhyiddin mengungkapkan sikap serupa. Ia mengatakan Malaysia juga menentang kampanye antiminyak sawit yang dilancarkan Uni Eropa, Australia, dan Oseania.

“Berkaitan dengan kerja sama menentang diskriminasi industri minyak sawit. Saya dan Bapak Presiden telah mengungkapkan keprihatinan Malaysia dan Indonesia terhadap kampanye anti minyak sawit yang berlaku di Eropa, Australia, dan Oseania,” katanya.

Ia mengatakan, kampanye antiminyak sawit sama sekali tidak mendasar dan tidak menggambarkan kelestarian industri sawit dunia serta kontradiktif dengan komitmen Uni Eropa kepada WTO mengenai pelaksanaan perdagangan bebas.

“Saya telah menyampaikan kepada Bapak Presiden bahwa Malaysia juga telah mengajukan gugatan kepada UE pada 15 Januari 2021 di WTO, sama seperti yang telah dilakukan Indonesia, pada Desember 2019 lalu,” katanya.

Menurut PM Muhyiddin, Malaysia akan terus bekerja sama dengan Indonesia dalam isu diskriminasi minyak sawit, terutama untuk memastikan Council of Production Palm Oil Production Countries dalam perlindungan industri sawit serta menyelamatkan jutaan petani kecil yang bergantung pada industri sawit di Malaysia dan Indonesia. (Red/Dem)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles