Berlatihlah sampai idolamu menjadi sainganmu. Sebuah kalimat yang sederhana yang membuktikan bahwa banyak orang di dunia ini yang excited berfoto bersama dengan para idolanya ketika mereka memperoleh kesempatan bertemu.
Mungkin kebanyakan orang hanya akan meminta foto dan merasa beruntung bisa bertemu dengan idolanya. Tetapi bagi sebagian kecil orang yang memiliki mimpi yang besar, berfoto dengan idola saja tidak cukup.
Mereka yakin bahwa suatu saat mereka bisa menyamai bahkan melampaui prestasi si idolanya tersebut. Seperti yang dilakukan oleh perenang asal Singapura, Joseph Schooling berhasil menorehkan sejarah bagi Singapura. Schooling berhasil menyabet medali emas pada final 100 meter gaya kupu-kupu di Olimpiade Rio 2016.
Schooling pada saat itu berhasil mengalahkan Michael Phelps. Diketahui bahwa Michael Phelps merupakan salah satu perenang terbaik di dunia asal Amerika Serikat. Phelps sendiri merupakan langganan pendulang lebih dari satu emas di berbagai kejuaraan renang pada berbagai kelas.
Hal yang menjadi lebih spesial adalah Schooling berhasil mengalahkan Phelps yang menjadi idolanya pada saat kecil. Schooling pernah bertemu dengan Phelps dan berfoto dengan dirinya pada 2008 lalu.
“Harapannya ini mengubah budaya dan pola pikir terhadap olahraga, itu adalah mimpi saya,” katanya.
Menurut Schooling, upaya meraih emas tidak mudah. Banyak tekanan yang bersandar di pundaknya. Schooling, dalam wawancara media berdampingan dengan Michael Phelps, ditanya apa perasaannya bisa mengalahkan idolanya yakni Phelps perenang AS peraih 21 medali Olimpiade.
“Dia adalah yang terhebat,” kata Schooling. “Dia sudah meraih banyak sekali dalam kariernya hingga sangat pantas bila mengidolakan seseorang sepertinya. Dia adalah pria sempurna untuk jadi inspirasi bagaimana mimpi bisa terwujud.”
Kata Schooling, satu medali emas saja sudah terasa luar biasa. Dia tidak bisa membayangkan memiliki medali sebanyak Phelps.
“Jadi, tanpa Michael, saya rasa saya tidak akan bisa sampai ke titik ini. Saya ingin jadi seperti dia waktu kecil. Saya banyak memikirkan renang karena Michael. Dia adalah alasan saya ingin menjadi perenang yang lebih baik.” ***
