Responden dari jenjang pendidikan D3 dan S3 itu tersebar di Jabodetabek, Jawa Timur, Aceh, Palembang dengan tidak menutup kemungkinan responden berasal dari wilayah lainnya.
Pengumpulan data dengan survei menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka untuk menangkap aspirasi dan mengeksplorasi lebih jauh pendapat mahasiswa terhadap pelaksanaan kuliah daring.
“Penyebaran dan permintaan pengisian kuesioner melalui media social WhatsApp dan Facebook Mei 2021 dengan bentuk isian di Google Form yang tautannya disingkat menjadi bit.ly/surveydaring2021,” katanya.
Dari 1.341 jawaban responden yang valid, kata Widarto, 1.029 mahasiswa atau 76,7 persen menyatakan bahwa kuliah daring yang diikuti selama ini efektif, sisanya 312 mahasiswa atau 23,3 persen menyatakan tidak efektif.
Sebanyak 50 persen responden menginginkan kuliah daring setelah pandemi usai dan 50 persen lainnya kuliah kelas. “Pilihan kuliah daring dan kuliah kelas dengan proporsi lainnya, jumlah pemilihnya relatif berimbang,” katanya.