Jakarta, Demokratis
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (GTK Kemdikbud), Iwan Syahril mengatakan, sejak vaksinasi Covid-19 perdana bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) pada 24 Februari 2021, Kemdikbud telah menerima respons yang luar biasa positif dari PTK yang telah divaksinasi.
Hal ini disampaikan Iwan menanggapi survei Federasi Guru Indonesia (FSGI) menyebutkan bahwa 8,27% guru menolak vaksinasi Covid-19. Meski begitu, Iwan mengimbau agar para guru dan tenaga kependidikan dapat mendukung program vaksinasi Covid-19. Pasalnya, dengan bersedia divaksinasi agar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dapat segera diakselerasi.
“Harapan kita adalah penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas dapat diakselerasi sehingga permasalahan yang timbul akibat pembelajaran jarak jauh atau BDR (belajar dari rumah,red) yang berkepanjangan dapat segera teratasi,” kata Iwan, Sabtu (20/3/2021).
Ia menambahkan, PTK menjadi sasaran prioritas vaksinasi sesuai amanat Presiden Joko Widodo. Dalam hal ini, PTK masuk dalam sasaran penerima vaksinasi tahap II kategori petugas pelayanan publik.
Selanjutnya, Iwan menyebutkan, seluruh vaksin yang digunakan pemerintah telah terbukti aman dan lolos uji klinis, serta telah mendapatkan Emergency Use of Authorization (UEA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Jadi pelaksanaan vaksinasi dengan segera sangat dianjurkan dalam kondisi darurat seperti sekarang ini,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, FSGI melakukan survei dengan 2.406 guru PAUD/TK, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA dari 23 provinsi di Indonesia. Dari survei yang dilaksanakan tanggal 7-21 Maret 2021 tersebut, terlihat bahwa 97,73% guru bersedia divaksin, tapi sebagian kecil yaitu 8,17% guru menolak divaksin dengan alasan khawatir efek samping dan meragukan kualitas vaksinnya. (Red/Dem)