Jakarta, Demokratis
Di tengah pesatnya teknologi komunikasi siber, peran media pers menjadi penting yang tak tergantikan di tengah gempuran digitalisasi setelah munculnya profesi baru pendengung atau buzzer hingga influencer.
Apalagi referensi masyarakat untuk mendapatkan informasi masih tetap dari media pers oleh karena pers masih memiliki peran signifikan.
Di satu sisi media pers merepresentasikan fungsi kontrol dan kritik terhadap jalannya roda pemerintahan. Di sisi lain ini adalah tantangan bagi pers untuk memberikan informasi yang mendalam, akurat, obyektif dan berimbang.
“Yang lebih vital pers memiliki tanggung jawab untuk membangun masyarakat yang melek informasi. Pers sekaligus filter atas maraknya informasi hoax menyesatkan yang mudah tersebar menjadi viral itu,” ujar Ketua MPR Bambang Soesatyo di Banten, Sabtu (5/9/2020).
Untuk diketahui, Ketua MPR telah mendapat data dari Kementerian Kominfo terdapat sekitar 1.401 konten hoaks dan disinformasi terkait Covid-19 saja.
“Saya prihatin justru ketika kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat terhimpit dampak pandemi Covid-19, tetapi tetap masih ada saja pihak-pihak yang tak bertanggung jawab yang mencederai psikologis masyarakat dengan menyebarluaskan informasi menyesatkan,” katanya.
Ia sependapat pers masih tetap dituntut menyajikan informasi utuh berbasis fakta. Sehingga jika ada masyarakat yang ragu terhadap informasi yang didapat dari media sosial bisa mengkonfirmasinya melalui media pers.
“Karena itulah pers tak boleh ikut-ikutan menggunakan cara cara bombastis demi mengejar jumlah target pembaca,” ujar Bamsoet.
Selain itu pers harus tetap mengedepankan kode etik jurnalistik dalam menyajikan informasi. Karena di situlah salah satu letak kekuatan pers dibanding buzzer yang hanya bisa menghadirkan informasi bombastis tanpa makna dan cenderung malah menyesatkan serta membuat pembelahan di masyarakat.
“Adalah tugas kolektif kita bersama termasuk media pers dengan jangkauannya yang luas dan tingkat aksesibilitas yang tinggi, media pers juga mempunyai peran strategis dalam menyebarluaskan wawasan kebangsaan dan persatuan,” pungkasnya. (Erwin Kurai)