Tapteng, Demoktaris
Satu warga Kelurahan Lumut, Kelurahan Lumut, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), RWT (42), meninggal dunia, Kamis (16/4), sekitar pukul 15.00 WIB. RWT meninggal secara tiba-tiba, setelah 1 jam sampai di rumahnya dari Kota Pematang Siantar.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga, proses pemakaman almarhum dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh protokol penanganan Covid-19. RWT dimakamkan 4 jam setelah meninggal di pemakaman keluarga di Lingkungan III Kelurahan Sibabangun, Kecamatan Sibabangun.
“Prosedur pemakamannya dilakukan sesuai dengan protokol penanganan Covid-19,” ujar Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani, dalam konferensi pers yang digelar.
Informasi yang dihimpun, sekitar 3 minggu lalu almarhum berstatus sebagai OPD. Usai 14 hari masa pemantauan, almarhum kembali bekerja sebagai supir truk thermoking milik PT ASSA. Minggu (12/4), bersama temannya sesama supir, almarhum berangkat dari Jakarta menuju Kota Pematang Siantar. Diperjalanan menuju Siantar, RWT sempat mengeluhkan jika kakinya kejang dan kebas, namun tidak ada batuk dan sesak nafas. Tidak diketahui pasti kapan almarhum berangkat menuju Jakarta.
“Sesuai dengan keterangan temannya sesama supir, diperjalanan RWT sempat mengeluhkan kaki kirinya yang kejang dan kebas,” kata Camat Lumut Kadirun Hasibuan S.Pd.
Kadirun menambahkan, sesampai di Siantar, Rabu (15/4), almarhum yang merupakan supir dua pamit kepada supir satu untuk pulang duluan dengan menumpang truk lain. Apakah faktor kondisi badannya yang tidak sehat menjadi alasan almarhum untuk pamit pulang duluan, tidak diketahui pasti. Namun yang jelas, sebelum sampai di Kota Sibolga, almarhum menghubungi keluarganya agar menjemput ke Poriaha, Kecamatan Tapian Nauli.
Kamis (16/4), sekitar pukul 11.00 WIB, seorang warga Kelurahan Lumut menjemput almarhum ke Poriaha dengan memgendarai kenderaan roda 4. Almarhum tiba di rumahnya hari itu juga sekitar pukul 14.00 WIB. Satu jam setelah sampai di rumah, yakni sekitar pukul 15.00 WIB almarhum pingsan dan meninggal dunia.
“Keterangan dari pihak keluarga almarhum ada keluhan di kaki dan penyakit asam urat,” sebut Kadirun, yang didampingi Kepala Puskesmas Lumut dr Januari Manurung.
Terkait pemakaman almarhum yang dilakukan sesuai dengan protokol penanganan Covid-19, Kadirun menegaskan jika kebijakan tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan telah di setujui pihak keluarga. Kadirun juga menerangkan jika 13 orang yang bersentuhan langsung dengan almarhum telah di isolasi. Dari 13 orang yang di isolasi, 5 orang berasal dari pihak keluarga, yakni istri, ibu dan 4 orang anak almarhum. Lainnya merupakan warga sekitar dan supir yang menjemput almarhum ke Poriaha.
“Kita tidak mengatakan positif atau tidak. Langkah ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan atas persetujuan keluarga duka,” tukasnya.
Disebut-sebut, saat dalam perjalanan dari Siantar menuju Sibolga, almarhum sempat melakukan siaran langsung pada dinding facebooknya. Almarhum terdengar mengeluh kesakitan akibat sesak nafas. Ia sempat meminta tolong kepada supir truk yang ditumpanginya. Siaran langsung yang dilakukan almarhum diperkirakan di sekitaran Toba, Tapanuli.
Pantauan New Tapanuli, pemakaman almarhum yang dilakukan sesuai dengan protokol penanganan Covid-19, mendapat pengawalan ketat petugas berseragam, baik TNI maupun Polri. Pukul 18.30 WIB, enam petugas yang telah dilengkapi alat pengaman diri (APD) melaksanakan proses pemakaman dengan penerangan beberapa buah lampu emergency.
Sementara itu, dari up date data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Kabupaten Tapteng, melalui website resminya. Kamis (16/4), pukul 15:00 WIB, menyebutkan jika seorang warga Tapteng positif terinfeksi Covid-19, setelah dilakukan pemeriksaan lewat metode rapid test.
Identitas warga yang dinyatakan positif Covid-19 itu tidak disebutkan. Tapi dari data sebaran terlihat pasien positif covid-19 berada di Kecamatan Tapian Nauli. Untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 322 orang. Jumlah OTG ini mengalami peningkatan bila dibanding data sebelumnya yakni sebanyak 315 orang. Untuk status Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 43 orang. (MH)