Jakarta, Demokratis
Partai Amanat Nasional (PAN) tidak berminat ikut dalam wacana koalisi partai Islam. Namun demikian, PAN mengapresiasi sikap politik tersebut.
“Adanya gerakan untuk menghidupkan wacana poros Islam di Pemilu 2024 yang dilakukan oleh PPP dan PKS, PAN memberikan apresiasi atas sikap politik tersebut sebagai bagian dari ijtihad politik PPP dan PKS,” kata Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, kepada wartawan, Kamis (15/4/2021).
“Namun PAN tidak akan ikut wacana poros Islam. Hal ini karena beberapa hal penting sebagai dasar pemikiran PAN,” kata Viva Yoga.
PAN, terang Viva, dalam politik menggunakan identitas berbasis agama sebagai jualan ke publik harus berhati-hati. Simbol agama dinilai tidak dimasukan dalam dinamika politik karena menyebabkan keretakan kohevitas sosial dan dapat mengganggu integrasi nasional.
“Di beberapa kasus di Pilkada atau di Pilpres adalah bukti dan fakta lapangan yang mesti menjadi pelajaran sejarah bagi kita. PAN tidak ingin kondisi seperti itu akan terulang lagi,” ujar Viva.
Selain itu, katanya, wacana koalisi poros Islam bakal melahirkan antitesis poros non agama. PAN menilai hal itu tidak produktif.
“Sebaiknya wacananya diarahkan ke adu ide dan gagasan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul, memperbaiki kesehatan dan perekonomian nasional, membangun kedaulatan pangan agar tidak impor, membangun militer yang modern, dan tema lainnya yang bermanfaat buat kecerdasan bangsa,” jelas Viva.
Viva melanjutkan, partainya menilai proses pendidikan politik masyarakat harus diarahkan dengan pendekatan rasional. Bukan politik prosedural atau rutinitas.
“Proses pendidikan politik rakyat harus diarahkan secara rasional, melalui pendekatan akal sehat agar demokrasi dapat berjalan sehat dan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bukan politik prosedural atau rutinitas, tetapi berpolitik yang substantif dan produktif,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengusulkan partai-partai Islam membentuk koalisi. Hal itu melihat pertemuan PKS dan PPP. Yusril juga menilai, partai Islam bisa melebur menjadi satu kekuatan.
“Partai-partai Islam bisa saja tampil dengan satu partai koalisi dalam pemilu, katakanlah, misalnya, diberi nama Partai Koalisi Islam yang terdiri atas beberapa partai Islam peserta pemilu. Tanda gambar peserta pemilunya terdiri atas beberapa partai Islam yang bergabung dalam koalisi itu,” ujar Yusril dalam keterangannya, Kamis (15/4/2021). (Red/Dem)