Bandung, Demokratis
Pejabat Teras Dinas Pendidikan Jawa Barat selesai melaksanakan acara Rapat Pimpinan (Rapim) yang bertempat di ruang Opro Disdik Jabar, pergi terburu-buru meninggalkan 3 orang wartawan yang menunggunya untuk konfirmasi beberapa kegiatan yang dikelola Disdik Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2023.
Di antara ketiga wartawan tersebut sebelumnya sudah mengisi buku permohonan konfirmasi, Senin (29/1/2024) bertemu dengan Plt. Sekretaris Disdik Jabar Deden Saiful Hidayat dan Kepala Dinas Pendidikan Jabar Wahyu Mijaya, bermaksud mengkonfirmasi terkait Pengelolaan Pendidikan Khusus Layanan Khusus yang anggarannya berjumlah Rp196,524,136,467 dari APBD Jabar 2023 dan keabsahan Perjanjian Kinerja Perubahan 2023 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Jabar Wahyu Mijaya.
Namun sekitar pukul 18.30 Ba’da Magrib, Plt. Disdik Jabar Deden Saiful Hidayat, Kabid PSMA Awan Suparwana, Kabid PSMK Edi Purwanto dan Kadisdik Jabar selesai acara Rapim lebih memilih kabur meninggalkan ketiga orang kuli tinta tersebut lewat pintu belakang dan keluar dari gerbang belakang Disdik Jabar. Padahal para wartawan tersebut sudah menunggu di lobby sejak pukul 15.30 WIB untuk konfirmasi yang dikelola mereka.
Aneh memang, para wartawan yang menunggu tidak dikasih kesempatan untuk menanyakan beberapa hal kepada pejabat-pejabat Disdik tersebut, padahal yang dipertanyakan oleh wartawan Demokratis tersebut pun hanya seputar kegiatan di Disdik Jabar berkaitan dengan anggaran yang cukup besar untuk mendanai Pengelolaan Pendidikan Khusus yang anggarannya berjumlah Rp196,524,136,467 dai APBD Jabar 2023 tersebut.
Pertanyaan lain yakni rincian penggunaan anggaran, berapa jumlah masing-masing kegiatan, sebutkan bagaimana proses pelaksanaan dan sebutkan masing-masing lokasi, dan siapa yang menjabat PPK dan PPTK apakah dana tersebut juga digunakan di UPT? Hal ini semua harus dijelaskan oleh pejabat yang membidanginya yakni Bidang PKLK Disdik Jabar yaitu Deden Saiful Hidayat, sehingga jelas sampai sejauh mana penggunaan dana tersebut. Tidak perlu menghindar wartawan seperti itu.
Seseorang yang memberi komentar di media sosial menanggapai kalau kabur seperti itu sudah tidak aneh, hampir semua instansi pejabatnya selalu menghindar dari wartawan. “Nggak tahu fenomena apakah gerangan ini, nggak tahu siapa yang memulainya,” ujar sumber tersebut. (IS)