Jakarta, Demokratis
Ketua Forum Pemuda Nusa Tenggara Timur NTT Jakarta, menyatakan sikap atas pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum Ojol (ojek online) di Cibinong, Kabupaten Bogor, meminta aparat penegak hukum tindak tegas oknum pelaku penganiayan.
Sepekan yang lalu sebuah video pengoroyokan dan penganiayan oleh sekelompok oknum Ojol atau ojek online viral di Medsos. Video tersebut menunjukan seorang karyawan perusahaan pembiayaan kedua tangannya diikat ke belakang lalu dianiaya, membuat netizen geram.
Diketahui video viral tersebut bernama Sepi, warga Cibinong, Bogor. Sepi korban pengeroyokan dan penganiayan yang dilakukan oleh sekelompok oknum ojol atau ojek online. Kedua tangan Sepi diikat dan dianiaya berami-ramai, hingga korban mengalami beberapa tusukan benda tajam di beberapa bagian tubuh yang terjadi di Agganda Jagorawi, Bogor, Kamis, 25 Juni 2020.
Video yang viral satu pekan kemaren di media sosial sontak membuat publik kanget dengan kajadian itu, dalam video yang viral Sepi disandra dan diikat lalu ditendang dipukul sampi korban tak sadarkan diri di tempat kejadian ini menjadi trending topik di media sosial.
”Saya meminta aparat penegak hukum harus tindak tegas pelaku penganiayan, dan juga saya meminta kepada perusaahan ojek online yang merekrut para calon-calon Ojol agar memberikan pemahaman terkait dengan tugas dan fungsi ojek online di jalanan,” jelas Johanes Hiba Ndale Ketua Forum Pemuda NTT, saat jumpa pers di Sekertariat Forum Pemuda NTT Jakarta, Senin (29/6/2020).
Hal senada juga disampaikan oleh Novianus Martin Bau SH MH dari Kantor Hukum Martin & Rekan selaku tim kuasa hukum dari korban penganiayaan. Pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga ke tingkat pengadilan. “Ini adalah perbuatan yang melanggar hukum, saya minta aparat penegak hukum dalam hal ini Polres Cibinong Kabupaten Bogor agar menindak tegas para pelaku penganiayan, agar kita bisa mengatahui apa motif dari kejadian ini ke permukaan public,” jelas Novianus.
Novianus juga meminta pihak penyedia jasa transportasi online agar merekrut para calon ojek online agar diberikan pemahaman terkait dengan tugas dan fungsi jasa transportasi online di jalanan, agar tidak melibatkan mengambil bagian pertikaian yang terjadi di jalanan.
“Sehingga dapat menimbulkan persoalan hukum baru yang merugikan pihak lain di jalanan,” terang Novianus.
Ia juga meminta pihak aparat penegak hukum dalam hal ini Polres Kabupaten Bogor agar menangkap semua para oknum-oknum pelaku penganiayan terhadap klien mereka. “Agar bisa dibuka ke publik motif dari penganiayan ini apa sebenarnya,” tegasnya.
Di tempat terpisah, Ketua DPP FKPP NTT Logo Vallenbrg memeinta semua sama-sama berpikir yang tenang dan damai untuk menyikapi hal ini. “Saya ketua FKPP NTT Banten, meminta semua pihak mari kita sama-sama saling menjaga satu sama lain, sama-sama berpikir positif tenang dan damai. Kita tidak usah bicara suku ras dan agama, tapi kita bergandengan tangan bersama-sama memperat hubungan yang sudah baik ini, tidak usah kita saling menganggu pekerjaan masing-masing di lapanagan, kalau proses hukum yang sekarang sudah berjalan mari kita sama mendukung pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini. Kita sama-sama saling menghargai satu sama lain,” pinta Logo Ketua FKPP-NTT Banten. (Tholib)