Minggu, Mei 19, 2024

Prabowo Subianto Yang Asli

Adanya presiden baru apakah serupa dengan sebelumnya? Kalau itu yang berlaku alangkah buruknya. Sama saja yang palsu dan yang orisinal.

Mana yang asli dan mana yang bukan asli tentu ada bedanya. Yang asli itu adalah orsinal yang bukan orisinal tiruan seolah-olah. Serupa tetapi tak sama meski nampaknya identik, namun beda.

Ketika perspektif dikaitkan dengan Prabowo Subianto yang orsinal dengan Jokowi Widodo akan menjadi studi yang panjang. Apakah Joko Widodo menjadi identik dalam artian yang sama gaya kepemimpinannya jawabnya tidak. Latar belakang rekam jejak berlainan.

Prabowo Subianto dengan latar belakang militer, lalu menjadi pimipinan partai politik, menjadi birokrasi pemerintahan. Lalu menjadi presiden terpilih. Berlainan dengan Joko Widodo dari seorang anak desa, menjadi wali kota Solo. Tidak punya rekam jejak seperti Prabowo Subianto.

Jadi Gubernur Jakarta kemudian jadi presiden via PDIP bergantung pada Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputeri. Tegasnya tidak punya partai politik sendiri. Yang dapat menentukan sendiri pola kebijaksanaan secara umum (general policy).

Dalam sistem pemerintahan di Indonesia, menganut sistem presidensil yakni presiden  sebagai kepala kegara, dan pemerintahan. Preiden punya hak preogatif menentukan yang berlainan dengan sistem pemeritahan perlementer, yang perlemen secara bersama-sama menentukan.

Demikianlah sistem pemeritahan kita di Indonesia. Dalam menempatkan kedua presiden ini dalam era sekarang. Memiliki rekam jejak dan pengalaman sendiri.

Prabowo Subianto dan Joko Widodo memiliki kedekatan. Mungkin saja ia terpengaruh kepemimpinan presiden pendahulunya. Lantas menjadi bayang-bayang.

Menurut pandangan kita, pasti Prabowo Subianto terpengaruh dengan gaya wong Solo-nya Joko Widodo. Belajar lemah lembut dan konsisten membangun. Tapi tidak mungkin ia  men-photo copy pendahulunya, demi kepribadian yang dimiliknya,

Namun berpegang teori sejarah “continue and change” berkelanjutan dan berubah. Probowo Subianto harus memahami nilai yang ada dan cara pedahulnya, menentukan sendiri dengan tipe tertentu. Ia mesti menjalankan sesuai dengan teori sejarah di atas, supaya jangan di bawah bayang-bayang presiden pendahulu. Perubahan harus terjadi secara mutlak, tetapi perubahan yang bersambungan dengan terdahulu.

Demikianlah harapan kita yang sesuai dengan teori sejarah. Perubahan yang berkemajuan. Yakni perubahan dengan yang baru, namun bernilai baik!

Jakarta, 15 April 2024

*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles