Karawang, Demokratis
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mandau Riau dinilai bobrok. Pasalnya, makanan atau menu yang diberikan kepada seorang pasien sebut saja namanya R (14) sudah berulat (blatung). Tindakan petugas RSUD Mandau Bengkalis Riau ini sudah keterlaluan. Oleh karena itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia diminta segera melakukan tindakan tegas terhadap petugas RSUD tersebut dan sekaligus melakukan evaluasi terhadap pejabat-pejabat di Rumah Sakit pemerintah daerah itu karena kurang pengawasan dan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Besdasarkan keterangan seorang paman pasien, Natal Maharaja di Karawang, seusai pulang dari Mansau untuk besuk keponakannya tersebut. Dia mengatakan kepada Demokratis hal pelayanan petugas RSUD Mandau Bengkalis Riau terhadap keponakannya kurang memuaskan bahkan terkesan bobrok karena dengan mata dan kepalanya sendiri melihat secara langsung menu atau makanan yang diberikan oleh petugas dapur terhadap R itu berupa daging ayam ditambah nasi sudah berulat.
Melihat peristiwa tersebut bulu kuduknya merinding karena tidak tahan melihat ulat yang ada di makanan itu. ”Bila makanan itu dimakan tentu bukan untuk penyembuhan penyakit, justru penyakit bisa semakin parah karena makanan yang dikomsumsi tersebut sudah tidak lagi bersih,” ungkapnya.
Lebih jauh Natal Maharaja menceritakan kebobrokan pelayanan RSUD Mandau Riau itu, ketika itu keponanakannya mengalami penyakit demam berdarah dengue (DBD), tepatnya pada tanggal 10 Mei 2019 2019 yang lalu. Karena penyakit keponakannya tersebut sudah mengkhawatirkan maka pasien R itu masuk ke ruang intensive care unit (ICU) dengan biaya pribadi dan bukan BPJS.
Dia mengatakan sangat ironis memang hal pelayanan RSUD Mandau Riau itu. ”Waktu itu pas hari Minggu, 12 Mei 2019, makanan itu ditaruh di atas baki atau piring, ayam sebagai laukpauk untuk dimakan pasien itu dilihat sudah berulat,” katanya terheran-heran melihatnya.
Dengan spontanitas keluarga pasien langsung menemui seorang petugas yang mengantar makanan itu bernama Endang dengan didampingi 2 orang Satpam RSUD, salah seorang bernama Zainal. Konyolnya Satpam bernama Zainal itu hanya minta maaf. Untuk membuktikan kebobrokan pelayanan RSUD Mandau Bengkalis itu, keluarga pasien membawa makanan ikan ayam yang sudah berulat itu kepada dr Nurul dan terhadap seorang perawat bernama Ema.
Kepada Bupati Bengkalis, Aril Muknimin, diminta juga melakukan tindakan tegas terhadap Direktur Utama RSUD Mandau Bengkalis Riau, drg Sri Sadono Mulyanto MHAN untuk menggantikan Direktur Utama sebelumnya dr Ersan TH Saputra kini menjadi Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis Riau.
Kabid Humas RSUD Mandau Bengkalis Riau, Iwan Nurdin dengan Kepala Seksi dr Rangga selaku Humas RSUD di lantai IV, ketika ditemui oleh keluarga pasien R mengungkapkan hanya minta mohon maaf tanpa ada kata–kata penyeselan atas pelayanan RSUD Mandau terkait penemuan penuhnya ulat di makanan pasien.
Demikian keterangan Natal Maharaja di Karawang kepada Demokratis, agar setiap RSUD di Indonesia memberikan pelayanan yang prima terhadap pasien baik melalui BPJS ataupun melalui pembayaran pribadi. Jangan ada diskriminatif. Karena menggunakan BPJS RSUD terkesan ogah-ogahan menangani hingga pasien tewas. (JS)