Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi di Bali, hampir semua orang Bali sudah paham dan mengetahui tata cara pelaksanannya, bahkan wisatawan yang sedang dan akan liburan ke Bali, sudah mengetahui tentang Hari Raya Nyepi tersebut, seperti namanya sepi semua harus tenang, lengang, sunyi dan senyap sesuai dalam pelaksanaannya umat harus melaksanakan Catur Brata penyepian atau empat pantangan yang harus dijalankan di antaranya amati karya artinya tidak bekerja, amati geni tidak menghidupkan api, amati lelungan berarti tidak bekerja dan amati lelanguan tidak menikmati hiburan. Pada saat itu hampir semua kegiatan ditiadakan termasuk bandara Ngurah Rai tutup, kecuali rumah sakit.

Namun demikian tidak semua orang paham dan tahu bagaimana sejarah Hari Raya Nyepi tersebut. Perayaan tersebut merupakan warisan budaya dan tradisi leluhur yang terkesan sangat unik dan menarik yang sampai sekarang berkembang, dijaga, dilaksanakan dengan baik oleh umat Hindu dan dihormati oleh para pemeluk agama lainnya, sebagai wujud rasa toleransi dan keragaman bangsa. Di Bali sendiri terdapat banyak hari raya agam Hindu yang dirayakan oleh umat, hari raya tersebut ada yang berdasarkan penanggalan atau kalender Bali dan berdasarkan kalender Saka seperti Hari Raya Nyepi tersebut.

Seperti diketahui ajaran atau sumber dari agama Hindu adalah kitab suci weda yang berasal dari India. Begitu juga nantinya asal-usul atau sejarah sejumlah perayaan hari besar Hindu di Bali berasal dari India, seperti halnya sejarah atau asal-usul Hari Raya Nyepi tersebut yang merupakan hari perayaan tahun Baru bagi umat Hindu, datangnya setiap tahun sekali berdasarkan Kalender Isaka (saka), yaitu pada bulan mati (tilem) sasih Kesanga (bulan ke-9), karena akhir tahun kalender saka adalah bulan dengan jumlah terbesar yaitu bulan ke-9, sedangkan angka 10 pengulangan angka 1 dan 0, kalau dijumlahkan hanya bernilai 1, sehingga pada bulan ke-10 (Kedasa) adalah bulan baru yang bersih (kedas) untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik.

Sejarah Hari Raya Nyepi di Bali, berawal dari India. Yang mana saat itu pertikaian antar suku bangsa di India sangat sering terjadi, pertikaian terjadi antara suku Saka, Yueh Chi, Pahiava, Malaya dan Yavana, dari pertikaian tersebut mereka sewaktu-waktu menang dan kalah silih berganti, suasana peperangan serta perebutan kekuasaan membuat kehidupan sosial dan beragama di masyarakat tidak pernah tenang. Gesekan-gesekan juga sering terjadi karena kepengikutan umat terhadap kelompok mereka masing-masing serta pemahaman serta tafsir yang berbeda tentang ajaran agama yang mereka yakini.

Dari pertikaian panjang tersebut akhirnya suku Saka menjadi pemenang, kemenangan di bawah pimpinan Raja Kaniskha I dari dinasti Kushana dan suku bangsa Yuehch, ini menjadi sejarah besar di India, Raja Kaniskha I mampu merangkul suku-suku bangsa India, raja tidak menghancurkan suku bangsa lain yang beda paham, tetapi merangkul semua suku sehingga menjadi kebudayaan kerajaan yang besar. Untuk itulah pada bulan Maret tahun 78 Masehi, Raja Kaniskha I menetapkan sistem Kalender Saka sebagai kalender kerajaan, semenjak itulah toleransi antar suku bangkit tidak ada lagi pertikaian, masyarakat bersatu padu membangun dan sejak itu pula sejarah mencatat, sistem kalender Saka berkembang dengan sangat baik mengikuti penyebaran agama Hindu, termasuk agama Hindu di Bali.

Lalu bagaimana sejarah dan apa hubungannya dengan perayaan Hari Raya Nyepi di Bali? Peringatan Tahun Saka ini bermakna pembaharuan, kebangkitan dan kebersamaan untuk persatuan dan kesatuan, menjadi hari kedamaian dan kerukunan, keberhasilan tersebut lalu disebarluaskan ke seluruh daratan India termasuk Indonesia yaitu Bali. Tahun Saka adalah salah satu kalender umat Hindu India juga bagi umat Hindu di Bali yang jumlah bulan (sasih) sebanyak 12 bulan sama seperti kalender Masehi, dan uniknya perayaan tahun Baru di Bulan 10 (kedasa) diperingati dengan hari raya Nyepi yang dimulai dilaksanakan pada puncak bulan mati (tilem) pada bulan Kesanga (ke-9).

Adapun sejarah tahun Saka di Bali berawal dari perjalanan seorang pendeta Kshatrapa Gujarat (India) dari suku bangsa Saka, kemudian diberi gelar Aji Saka, perjalanan Aji Saka dan sejumlah abdinya yang sampai pertama kali di pulau Jawa yaitu di desa Waru, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada tahun 456 Masehi. Aji Saka datang ke pulau Jawa untuk mengenalkan dan mensosialisasikan kalender Saka serta peringatan pergantian tahun Saka yang dikenal oleh Umat Hindu dengan perayaan Hari Raya Nyepi. Dari sinilah sejarah perayaan hari Raya Nyepi oleh umat Hindu di bumi Nusantara terutamanya Bali sekarang ini.

Sejarah tahun Saka di bumi Nusantara, berkembang dengan baik juga pada jaman kerajaan Majapahit. Pergantian tahun Saka yaitu pada sasih Kesanga (ke-9) jatuh pada bulan Maret-April bulan Masehi. Perayaan tersebut tertuang dalam Kekawin Negara Kertagama yang disusun oleh Mpu Prapanca. Sedangkan perayaan Tahun Saka yaitu pada perayaan Nyepi berdasarkan lontar Sanghyang Aji Swamandala dan Sundarigama. (*)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles