Senin, Desember 9, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Serangan Teroris Terbuka 553 Kali, Target Terakhir di Mabes Polri

Jakarta, Demokratis

Ketua DPR RI Puan Maharani menentang secara terbuka aksi bom bunuh diri di halaman Gereja Katedral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).

Dia berharap masyarakat tidak terprovokasi oleh aksi teror yang melukai perikemanusiaan itu.

“Saya mengimbau umat beragama supaya tetap tenang menjaga kerukunan, jangan terpengaruh provokasi teroris,” kata Puan cucu Presiden Soekarno di Jakarta, Minggu (28/3/2021).

Ia mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku, dalang dan motif di balik aksi teror bom bunuh diri di Makassar.

“Ini bukti bahwa kelompok teroris masih ada dan tidak kenal waktu di tengah pandemi,” ujar Puan.

Dalam diskusi terpisah yang digelar oleh DPR RI, Ridwan Habib Dosen Ilmu Intelijen dan Terorisme dari Universitas Indonesia di Jakarta, Kamis (1/4/2021) mengatakan, data akumulatif aksi penyerangan teroris pada polisi di Mabes Polri Jakarta, Rabu (31/3/2021), adalah aksi teroris yang ke 553 sejak tahun 2000 – 2021.

“Antara lain serangan bersenjata ada 149, sedang serangan ke aparat polisi ke 97,” ungkapnya.

“Adapun jumlah teroris yang dipenjara sekarang ada 875 orang, yang dalam proses persidangan ada 220 orang,” imbuhnya.

Kata Ridwan, motif mereka memilih jadi teroris setelah belajar dari virtual di internet.

“Saya keliling ke-12 Lapas, saya temui ikhwan-ikhwan itu. Dan saya diskusi dengan mereka. Mereka lalu saya tanya, antum ini sebenarnya antek intelijen bukan. Jawab mereka di sana malah marah besar jika disebut agen intel,” ujarnya.

Ia lalu pergi ke Semarang. Dikatakannya, jangan-jangan ini antek-anteknya intelijen untuk merekekrut lebih banyak lagi teroris.

“Tetap saja dia marah dan saya diceramahi tentang dalil-dalil tentang Tarbiyah Jihadiyah dari Syekh Abdullah Azzam dan seterusnya,” paparnya.

“Jadi temen-temen sudah faham soal itu bahwa kalau jika ini tidak diselesaikan akan ada Zakia-Zakia baru si penyerang Mabes Polri, Rabu lalu. Karena mereka ini bisa dapat ilmu setelah belajarnya mencari rujukannya dari melalui media sosial atau melalui lingkungan pergaulan, melalui pertemanan,” kata Ridwan.

Menurutnya, profil Zakiah Aini drop out kuliah karena dia merasa kuliah tidak tidak relevan untuk hidup di dunia.

“Bayangkan kalau pemikiran seperti itu tidak dilawan, makanya harus dilawan, karena apabila tidak, cuma diskusi lagi, diskusi lagi, tak akan selesai,” paparnya.

Di sisi lain, di Lapas Nusa Kambangan A Abdurrahman bicara tentang bom bunuh diri. Mereka mengibaratkan bom bunuh diri itu seperti gerilyawan Hamas meledakkan diri di depan prajurit Israel.

Dari sini titik soal pro kontra saling klaim apakah bisa dikategorikan wilayah Gaza, apakah masih Darul Harbi.

“Itu nggak relevan bagi kami di kampus yang relevan adalah orang yang punya kapabilitas agama. Mohon maaf jika BNPT cuma mengalokasikan menggelar ceramah, seminar dalam jumlah kecil tidak akan efektif kecuali juga lewat siber dan influencer,” tandasnya.

Saiful Tamliha anggota DPR RI dari Komisi Pertahanan Militer mengatakan, UU tentang Tindak Pidana Terorisme belum efektif mencegah terorisme, walau aparat telah diberi kewenangan.

“Teror di Makassar dan Jakarta hendaknya tidak terjadi lagi,” kata Tamliha.

Dikatakan, sekarang ini aparat tidak bisa menangkap seseorang terlebih dahulu, sebelum dia melakukan aksi teror.

“Pasal itu yang bikin teror terus-menerus terjadi. Penangkapan selalu setelah teror terjadi,” terangnya.

“Yang akan datang saya mengusulkan, jikalau orang sudah terindikasi sebagai jaringan teror, aparat bisa melakukan introgasi penyelidikan atau disadarkan kembali agar terduga tak akan melakukan tindak teror,” jelas Tamliha dari Fraksi PPP. (Erwin Kurai Bogori)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles