Rabu, Desember 11, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tokoh Ideal Pilihan Raya Umum (PRU) 15

Suasana panas Kerajaan Malaysia terkait pertarungan politik memunculkan kisaran permasalahan siapa tokoh ideal yang diusung menjadai Perdana Menteri berikutnya. Siapakah yang ideal mengisi jabatan empat tahun yang akan datang. Yang didahului pemilihan ahli perlemen.

Apakah pemerintah sekarang dengan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dapat bertahan lalu memenangkan pilihan raya atau PRU ke-15. Dapat juga orang baru atau figur lain yang dipilih rakyat Malaysia. Kita harus menunggu.

Pelaksanaan PRU 15 belum lagi dimulai, namun dijangkakan pada bulan Agustus 2021 yang akan datang. Berarti empat bulan lagi. Sudah amat dekat memang.

Isunya sudah meluas dan menyita perhatian banyak pihak. Karena itu petinggi partai politik mulai merespons perkembangan ini. Seperti dilansir Bernama News 28 Maret 2021 memberitakan Wakil Presiden Mohammad Hasan mengingatkan partai UMNO supaya tak sibuk mengurus kursi perlemen. Ini diarahkan pada partai PAS yang bergabung dalam Permufakatan Nasional (PN) sebagai koalisi yang berkuasa.

Bagi Mohammad Hasan semua pihak koalisi harus ikut pada anjuran bersama yang diputuskan. Tokoh yang belakangan ini sangat popular dari partai UMNO tersebut berharap semua bentuk peraihan kursi yang akan ditandingi berjalan sukses. Hal itu diputuskan Presiden UMNO dan partai PAS. “Jangan cerita cepat soal kursi yang hendak ditandingi. Soal kursi pandailah Presiden kita (UMNO dan PAS) bersepakat dengan elok,” katanya. (Bernama  News 16 April 2021)

Nampaknya UMNO yang sepakat dengan PAS merupakan sukses awal Zahid Hamidi dari Presiden UMNO. Tinggal lagi menghitung kekuatan kompetitornya yaitu Anwar Ibrahim dari Pakatan Harapan yaitu gabungan berintikan dua partai Partai Keadilan, partai DAP. Dua kekuatan dengan dua figur yang andal dan ideal. Mengingat Muhyidin Yassin unsur etnis Melayu dan Anwar Ibrahim juga dari etnis Melayu.

Tidak salah untuk menyimpulkan dua inilah yang merupakan tokoh ideal Malaysia saat ini. Masing-masing dengan keunggulannya, baik pribadi maupun kelompok partai yang mendukung. Keduanya punya pendukung loyalis pada akar umbi dalam masyarakat Malaysia, Melayu pada khususnya.

Kita akan melihat kampanye nanti akan berlansung seru. Muhyiddin Yassin dan Anwar Ibrahim merupakan bintang di cakrawala Malaysia kini. Di bawah payang partai UMNO dan PAS ditambah serpihan dukungan dari partai Warisan Syabah yang kini pecah, Muhyiddin Yassin dapat melenggang senang memegang kuasa Perdana Menteri yang akan datang.

Pada sisi Muhyidin Yassin kini sedang memegang kuasa kerajaan yang artinya dia lebih siap dan berada selangkah di depan. Memiliki kemampuan meyakinkan dalam kerjasama selama ini termasuk diplomasi memproleh dukungan dunia luar.

Belakangan ini secara cemerlang sukses berdiplomasi dengan Arab Saudi. Ini ditandai oleh undangan khusus Raja Salman untuk bertemu. Topik pembicaraan antara lain masalah haji tahun ini dan masalah lainnya dengan petinggi kerajaan pengawal dua tamah suci itu.

Dalam kerajaan terkenal ulet dan sangat dekat dan diterima serta disukai oleh Yang Raja Dipertuan Agong Malaysia. Sebutlah direstuinya Darurat Pemerintahan Malaysia menghadapi pandemi Covid-19. Padahal oleh ahli perlemen banyak ditentang karena dianggap argumen mengada-ada. Untuk memperkokoh politiknya belaka. Namun Muhyidin Yassin dapat menepis alasan itu disertai dukungan restu penuh dari Raja Yang Dipertuan Agong. Tokoh ulet serta brilian memimpin kerajaan.

Bagaimana dengan posisi Anawa Ibrahim, tokoh yang satu ini adalah figur yang amat terkenal melampaui negaranya. Anwar Ibrahim sosok yang pandai dan punya cita-cita besar untuk negerinya Malaysia. Seorang Menteri Keuangan yang terkemuka ketika duduk dalam pemerintahan masa lalu.

Hanya saja ia sudah lama absen alias tidak duduk dalam pemerintahan. Juga tidak atau belum berhasil dalam persaingan politik. Namun ia menjadi tokoh sabar menanti kesempatan, PRU 15 ini peluang bagi Anwar Ibrahim untuk tampil.

Akhirnya dalam perspektif hubungan dengan Indonesia penulis berpendapat, kedua tokoh ini adalah ideal. Memiliki perhatian dan idealisme rantau Melayu yang sama. Tak Melayu hilang di bumi. Yang terbaik bagi Malaysia dan itu pula yang tebaik bagi Indonesia.

Jakarta, 18 April 2021

*) Penulis adalah Doktor Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles