Adanya usulan artikel dengan topik ini memang tidak hanya terbatas untuk region tertentu saja yakni Laut China Selatan (LCS) tetapi juga terkait faktor dalam bagaimana gelagat China memainkan rencana dengan negara tetangga terdekat. Seperti sekarang ini dengan India dalam pelbagai agenda pendirian dan operasional perusahaan. Eksebisi tersebut, pada tingkatan yang tinggi dilaksanakan di perbatasan diperlihatkan oleh China. Semua itu terjadi karena China salah perkiraan, yaitu over estimate membawa frustasi.
Pada tahun 1993 India mengadakan kesepakatan perbatasan yang damai dan lalu lintas dalam bentuk pelibatan tim kerja ahli meliputi bidang diplomatik serta bidang militer. Kelompok kerja tersebut disebut Line of Actual Control (LCA). Mengingat tidak memadai tanpa pasar, China mengadakan cara sendiri membuat peta mengklaim lebih luas dari kerja sama LAC.
India memiliki wajah China dengan perilaku berekspansi hingga meliputi luas 3.486 kilometer wilayah perbatasan India dan China menurut ketentuan LAC. Ini merupakan industri ekspansi China serta kawalan kekuatan militer berhadapan dengan negara tetangga. Ini menjadi akar masalah dimana Beijing mementingkan wilayahnya tanpa peduli. Karena itu China kehilangan unsur integritas di wilayah ini.
Seperti terjadi di masa lalu, China mengajukan cara atau taktik terhadap India dengan menyamakan sektor Ladakh. Beijing memiliki aktivitas sepanjang Indo-China perbatasan di bawah perjanjian LAC tahun 2016 dan 2018 militer China melakukan pelintasan wilayah India sebanyak 1.025 kali dan pada tahun 2019 ada pelintasan perbatasan sebanyak 663 kali. Kian hari kian berjalan terus tanpa henti namun India berusaha mencari solusi dalam bentuk dialog damai serta pertemuan level tinggi militer antara India dan China. Tujuannya dalam rangka menghentikan ketegangan berkelanjutannya provokasi geografis dimaksud.
China kenyataannya mempunyai uji coba tersembunyi penyesuaian landasan menjarah lahan secara georafis. Pada 5 Mei 2020 terjadi insiden di Landakh Timur. Bagaimanapun juga di pegunungan Galwan bagian perbatasan China terjadi peningkatan sasaran provokasi pihak China terhadap pembangunan sarana jembatan penyeberangan wilayah India sungai Shyok.
Pembangunan jembatan masih berlangsung hingga Maret 2020 dan beberapa tempat lain di bawah payung kesepakatan LAC yang tujuannya membuat perubahan agar situasi yang terjadi tidak berlanjut dengan tuntutan baru. Dalam pembangunan PLA berusaha dengan memulai mobilisasi dari pasokan yang ada termasuk di dalamnya pasukan udara dari PLA Air Force (PLAAF). Lalu kemudian PLA menutup daerah Aksai Chin area.
China memprioritaskan kerja sering terjadi kekeliruan oleh kepala proyek. Mereka punya station komando yang signifikan dalam operasi kawasan. Juga terdapat tempat training. China juga disertai alat yang bisa disampaikan lewat pengawasan angkatan pengawalan yang memonitor pengamatan dari udara berdasarkan keperluan.
Membuat sarana sementara berlokasi Valley Galwan di bagian wilayah India bertentangan dengan LAC. Ini memberikan ketidakpastian China berada pada sisi yang aman dan nyaman dalam kaitan ini ada struktur mamadai dalam persepsi LAC. Yaitu satu garis batas diperuntukkan membatasi pergerakan pertikaian dengan peringatan dini.
Pada 15 Juni 2020 lalu tatkala pasukan militer India meninjau lansung untuk pengisian janji yang dibuat China secara tatap muka di kawasan China terjadi tindak kekerasan jumlah besar oleh pasukan China. Insiden itu membawa korban. India kehilangan 20 serdadunya termasuk komandan pasukan India. Di sana biasanya ada sering papasan pasukan, tetapi pada waktu itu pasukan China lebih banyak.
Dari sumber yang dapat dipercaya ada 40 hingga 50 pasukan China meninggal dalam perkelahian tangan kosong dan menjadi bukti prepared atau siaganya pasukan India. Mereka pergi untuk membicarakan sesuatu dengan serdadu China namun mereka dipukuli dengan besi rantai, tongkat dan sebagainya. Hal itu diakui China.
Mulai 16 Juni, telah diadakan pembahasan saling pengertian dengan cara diplomatik kedua pihak menahan diri. Diiringi juga pertemuan di tingkat bawah antar komando pasukan. India telah menyampaikan protes keras diplomatik kepada China atas insiden tersebut. China mencoba merubah fakta dengan unsur kekuatan. India menegaskan bahwa perilaku itu tidaklah pantas, dan seharusnya respek pada LAC agreement dan tidak seharusnya berdasarkan kehendak sepihak.
China berhadapan dengan India dan berseberangan dengan LAC atas insiden Galwan dan menabrak garis lintas sungai di wilayah terotorialnya. India siap mepertahankan haknya.
China hanya ada pada pendapat sendiri seraya mengklaim perbukitan Galwan adalah wilayah China. China selalu berpegang pada Historical Fishing Region dan Nine Dash Line dua agreement tidak diakui internasional. Itu manfaat untuk posisi kepentingan China belaka tetapi tidak diterima oleh negara lain. Juga media.
Bagaimanapun fakta lapangan amat berbeda dengan klaim China membelokkan dan memanipulasi fakta tersebut. Ini menjadikan perlawanan banyak pihak. China memamerkan superior kawasan. Ini menjadi propaganda yang ditolak. Ini jelas sekali adalah bentuk pameran frustrasi.
Pada perang 1952 pasukan India kekurangan amunisi dan persenjataan pakaian dan seterusnya. New Delhi berperang berbeda dengan serdadu China. Pada tahun 1967 penyerbuan yang sengit dalam pertempuran Doklam China melakukan kesalahan sendiri terpaksa memilih mundur.
Pada pertempuran Golwan China melakukan pukulan terhadap pasukan India di perbatasan. Serdadu India pada hari ini sudah kuat berbeda dengan dulu. India hari ini memberi pesan pada serdadu China untuk berpikir matang. Tak mengulang kesalahan.
Jakarta, 11 Juli 2020