Jumat, September 20, 2024

Hari Kebangkitan Nasional, Politikus Gerindra Ajak Anak Muda Terjun ke Politik

Jakarta, Demokratis

Wakil Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Gerindra, G Budisatrio Djiwandono mengatakan, anak muda adalah aset penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. Untuk itu, peran anak muda dalam politik di DPR harus terus ditingkatkan. Sebab, anak muda punya ekspektasi tinggi terhadap perubahan di Indonesia.

Hal ini disampaikan Budi, sapaan Budisatrio Djiwandono dalam diskusi Ragam Aktualiasi Tidar (Radar) dengan tema Realita Anak Muda Berpolitik ‘Ekspektasi vs Realita’ yang digelar organisasi sayap Partai Gerindra, Tunas Indonesia Raya (Tidar), Kamis (20/5/2021).

Dalam diskusi yang bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional itu, Budi, yang merupakan jebolan Tidar, mengakui tidak mudah bagi anak muda untuk terjun dalam dunia politik yang bisa mewakili suara anak muda lantaran perlu pengorbanan yang besar dan panjang alias tidak instan. Namun, dengan semangat yang dimilikinya, Budi meyakini generasi muda mampu melewati setiap proses untuk berkecimpung dalam dunia politik.

“Saya mendapat kepercayaan menjadi Wakil Ketua Komisi IV yang membidangi pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, itu prosesnya panjang 10 tahun menjalani proses ini. Ekspetasi lawan realita memang agak bertolak belakang ya, tidak selalu sama,” kata Budi.

Budi mengatakan, setelah mampu melewati proses panjang itu, anak-anak muda yang memutuskan terjun ke dunia poltik pasti akan mendapatkan hasil yang manis. Salah satunya berkesemparan mewakili suara anak muda di DPR yang saat ini masih sangat minim.

Dengan banyaknya keterwakilan anak muda di DPR, kata dia, maka keinginan dari kalangan muda untuk perubahan Indonesia bisa direalisasikan. Sebab, mau tidak mau, suka tau tidak suka, keputusan di DPR diambil berdasarkan suara terbanyak.

“Dalam mencapai suatu kebijakan, keputusan, apakah di komisi atau di paripurna DPR, kita butuh suara mayoritas, kita harus ada banyak suara baru kita bisa menjalankan suatu kebijakan. Kalau tidak, maka kita akan sulit,” kata Budi.

Berdasarkan data, keterwakilan politik anak muda dengan rentang usia 23 tahun hingga 30 tahun di DPR periode 2019-2024 masih sangat minim, yakni hanya sekitar 4% atau 24 orang dari total 575 kursi dewan. Hal ini yang membuat suara anak muda kurang terdengar di DPR.

“Tapi saya selalu bertumpu dan berkeyakinan bila mana diberikan kesempatan, anak muda Indonesia pasti bisa, contohnya itu sudah terlalu banyak, teman-teman tadi. Mereka bisa menyumbangkan pikirannya dan ini sangat penting untuk hadir di DPR,” katanya.

Untuk itu, Budi kembali mengingatkan dan memberikan semangat kepada anak muda agar tidak ragu ikut terjun dalam dunia politik. Tujuannya, agar suara anak muda menggema dan didengarkan di DPR. Dengan demikian, kebijakan yang diambil di parlemen merepresentasikan anak muda.

“Kita tidak boleh lelah, tidak boleh kecil hati bahwa perjuangan tidak selesai esok hari, tapi memakan waktu, 6,7 sampai 10 tahun, inilah perjuangan yang harus diketahui teman-teman yang terinspirasi masuk (ke DPR),” katanya. (Red/Dem)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles