International Tea Day atau Hari Teh Sedunia diperingati setiap 15 Desember. Minuman ini telah hadir sejak zaman dahulu kala sebagai bagian kehidupan sehari-hari. Berikut sejarah Hari Teh Internasional.
Sejak ribuan tahun lalu, teh telah menempuh perjalanan panjang hingga kini menjadi salah satu minuman terpopuler di dunia. Teh berkembang dari satu daerah ke daerah lainnya dengan berbagai ritual.
Hari Teh Internasional diperingat tidak hanya sebagai perayaan bagi pencinta teh tapi juga meningkatkan kesadaran tentang dampak perdagangan teh terhadap petani dan pekerja.
Berdasarkan catatan sejarah, teh pertama kali ditemukan di China oleh Kaisar Shen Nong, bapak pertanian dan kedokteran, pada 2373 Sebelum Masehi.
Suatu waktu, Shen Nong berkeliling mencari tanaman obat baru. Saat merasa tak enak badan, Shen Nong memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon.
Dia pun merebus air untuk melepas dahaga. Beberapa helai daun jatuh ke dalam minumannya. Alih-alih membuang daun yang jatuh, Shen Nong tetap meminumnya.
Tak lama, Shen Nong merasa badannya membaik setelah minum air dengan daun yang punya rasa sedikit pahit, tapi kaya nutrisi tersebut.
Sejak saat itu, Shen Nong memperkenalkan minuman yang diseduh dengan daun tersebut. Minuman itu jadi minuman khusus untuk Istana Kekaisaran. Menurut laporan Alimentarium, minuman inilah yang disebut sebagai asal mula teh.
Dari kekaisaran, teh semakin dikenal luas masyarakat. Beberapa abad kemudian, minum teh dilengkapi dengan berbagai ritual. Kedai teh pun mulai menjamur.
Pada abad ke-7, teh diekspor ke China dan Korea. Pada abad ke-12, teh menjadi kebiasaan di Jepang. Orang China yang bepergian ikut membawa teh bersama mereka ke banyak negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.
Di Eropa, teh justru dibawa oleh para misionaris yang datang ke Asia. Misionaris Belanda pulang membawa teh pada abad ke-17. Teh pun menyebar ke seluruh Eropa dan bahkan jadi kebiasaan baru orang Inggris.
Kebiasaan ini lantas membuat teh menjadi komoditas yang diperdagangkan secara luas berkat berdirinya East India Company di Inggris.
Di masa penjajahan, para koloni banyak membuka perkebunan teh di daerah ketinggian yang subur, termasuk di Indonesia.
Teh yang paling populer adalah teh hitam. Selain itu, teh dari bunga juga banyak diminati.
Teh sudah tak bisa dipisahkan dari minuman sehari-hari. Rasa dan manfaat tertentu membuat teh semakin populer.
Selain rasa dan manfaatnya, kontribusi teh terhadap budaya dan perkembangan sosial ekonomi juga relevan.
Dimulai oleh serikat pekerja pada 2005, sejarah Hari Teh Internasional juga merayakan manfaat kesehatan, kepentingan ekonomi, dan warisan budaya teh, sambil memastikan produksi yang lebih berkelanjutan dari ladang hingga cangkir penikmatnya.
Di sisi lain, peringatan ini juga bertujuan untuk mengatur persaingan yang tidak merata, regulasi keselamatan, tanah, jaminan sosial, upah hidup, dan hak-hak perempuan untuk semua pekerja teh.
Untuk memperjuangkan hal itu sekaligus merayakan popularitas teh di seluruh dunia, para pegiat teh menginisiasi Hari Teh Sedunia setiap 15 Desember. ***