Jakarta, Demokratis
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN Eddy Soeparno mendesak agar pengawasan dan penyempurnaan prosedur operasional dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) ditingkatkan. Permintaan ini buntut dari banyaknya kasus keracunan terhadap siswa yang menyantap MBG.
Eddy mengatakan pengawasan itu termasuk dalam aspek pengolahan, pengemasan, serta distribusi makanan.
“Dalam program sebesar MBG, semua aspek teknis, dari bahan pangan hingga penggunaan wadah makanan, perlu mendapat perhatian maksimal. Ini demi memastikan makanan yang diberikan kepada anak-anak tidak hanya bergizi, tetapi juga aman dikonsumsi,” kata Eddy kepada wartawan, Sabtu (10/5/2025).
Lebih lanjut, anggota DPR RI Komisi XII ini juga menyoroti perlunya menjaga komunikasi yang terbuka dengan masyarakat, agar kepercayaan terhadap program-program pemerintah dapat terus terjaga.
“Keterbukaan informasi penting untuk memperkuat kepercayaan publik. Kita harus memastikan masyarakat mengetahui setiap masukan dan kejadian yang terjadi akan dijadikan dasar untuk memperbaiki layanan ke depan,” tuturnya.
Wakil Ketua Umum PAN ini juga menerangkan carut marut dalam pelaksanaan MBG ini harus menjadi momentum evaluasi untuk memperkuat dan meningkatkan perbaikan bagi pelaksanaan MBG ke depannya.
“Program MBG merupakan inisiatif yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas gizi generasi muda. Insiden di Bogor dan sebelumnya Cianjur ini, harus menjadi pengingat bagi kita semua upaya baik tersebut perlu dibarengi dengan penguatan sistem pelaksanaan di lapangan,” jelas Eddy.
Sebelumnya, dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan total pelajar di Bogor yang keracunan makanan program MBG menjadi 171 siswa.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan pada 13 sekolah bersama dengan puskesmas, serta berkoordinasi dengan rumah sakit (RS) tentang pengambilan sampel dari muntahan pasien yang dirawat inap.
Data tersebut berasal dari 13 sekolah di Kota Bogor. Dinkes Kota Bogor tengah menginvestigasi epidemiologis untuk mencari sumber kejadian, serta berkoordinasi dengan pihak sekolah dan instansi terkait dalam upaya penanganan, pengambilan sampel, dan edukasi ke masyarakat.
Sebelum peristiwa di Bogor, setidaknya ada 742 siswa dari Tasikmalaya, Cianjur, Bandung, hingga Karanganyar mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi menu MBG, dengan gejala mulai dari diare, muntah, hingga demam. Kemudian, sebanyak 121 siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatra Selatan (Sumsel) juga mengalami keracunan massal. (EKB)