Samarinda, Demokratis
Utang yang kian menumpuk membuat pria berinisial JP bertindak nekat. Dia mencoba merampok bank di Jalan Hasan Basri, Kelurahan Temindung Permai, Sungai Pinang, Jumat (21/5/2021) sekitar pukul 12.30 Wita. Aksi pria 24 tahun tersebut berlangsung ketika cabang bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dalam keadaan sepi. Sebab, sebagian orang khususnya kaum adam tengah melaksanakan salat Jumat.
Dengan mengenakan motor trail hitam, JP datang ke bank dan langsung masuk menuju teller. Berpura-pura hendak melakukan transaksi. Namun, ketika mendekat, bukan uang atau buku rekening yang dikeluarkan melainkan hanya secarik kertas.
Di kertas itu tertulis ancaman dan meminta agar perempuan yang bertugas di loket itu mengikuti perintahnya. Yakni, mengisi uang di dalam tas yang dijinjingnya.
Bak film box office tentang perampokan bank, sebuah pistol turut diperlihatkan. Digenggam di tangan kanannya dan diperlihatkan tepat di depan dadanya. Sesuai ancaman yang tertulis di secarik kertas yang disodorkan lebih dulu, JP mengatakan, dia membawa pistol dan bom.
Namun rupanya, bom dan pistol yang dibawanya bukan sungguhan. Melainkan pistol mainan dan bom palsu yang dibuatnya dari kaleng pengharum ruangan. Teller yang terkejut menjerit sejadi-jadinya, tersangka JP pun panik.
Nyalinya ciut tak seperti bintang film action yang jadi panutannya. JP lalu berlari tergopoh-gopoh mencoba keluar dari bank. “Pelaku melakukan kejahatan ini belajar dari internet dan film perampok bank profesional. Tapi karena kaget, pelaku langsung lari,” kata Kompol Andika Dharma Sena, Kasat Reskrim Polresta Samarinda.
Menurut Andika, tersangka JP sempat dikejar petugas keamanan bank bersama nasabah, dan warga sampai di Jalan Elang. Kemudian dibawa kembali ke bank untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak berwajib.
Sebelum diangkut polisi, JP sempat jadi bulan-bulanan warga. Beberapa bogem mentah pun mendarat di wajah dan badannya.
“Barang bukti yang sudah diamankan petugas, ada senjata api mainan. Ada bom rakitan mainan juga. Bomnya ini bentuknya kaleng ditutup sama plastik, serta ada kabelnya juga. Kemudian empat kembang api dan dua lembar kertas berisi ancaman, serta satu buah tas,” beber Andika.
Motifnya karena faktor ekonomi. Tersangka JP tengah terlilit utang sebesar Rp 180 juta. “Utangnya bukan di bank tersebut. Nah, kenapa dia melakukan di sana? Karena dia menganggap bank tersebut sepi. Sebelum menjalankan aksinya, pelaku melakukan pengintaian tiga hari sebelumnya,” jelas Andika.
Sementara itu, tersangka JP yang ditemui setelah diinterogasi polisi mengaku jika aksinya memang terinspirasi film action. Bom mainan yang dibuatnya hanya meniru dari film. Sedangkan pistol dibeli dari penjual mainan di tepi jalan.
“Itu bukan bom sih, cuma niru-niru aja. Saya kan sering nonton film laga atau aksi gitu. Jadi saya bungkus saja parfum Stella itu, terus kalau pistol itu belinya di penjual mainan,” ucapnya.
Dengan meneteskan air mata, JP mengaku menyesal melakukan tindakan nekat tersebut. Terlebih tindakannya dilakukan berdasarkan film saja. “Saya harap orang-orang di luar sana yang punya masalah seperti saya, jangan sampai melakukan hal seperti ini. Saya menyesal sekali,” tutupnya.
Kini, bukannya menutup lubang-lubang utangnya, JP malah mendekam di jeruji besi. Dia terancam Pasal 365 KUHP mengenai pencurian dengan kekerasan juncto Pasal 53 KUHP tentang percobaan tindak pidana dan 335 KUHP terkait pengancaman. (Red/Dem)