Selasa, Februari 11, 2025

Sejarah Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal didirikan sebagai bagian dari proyek pembangunan “mercusuar” oleh Soekarno dengan peletakan batu pertama pada 24 Agustus 1961, masjid yang berada di jantung kota Jakarta itu diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.

Dihimpun dari berbagai sumber, pada sekitar tahun 1950 hingga akhir tahun 1960-an Taman Wilhelmina di depan Lapangan Banteng dikenal sepi, gelap, kotor dan tak terurus. Tembok-tembok bekas bangunan benteng Frederik Hendrik di taman dipenuhi lumut dan rumput ilalang di mana-mana.

Lalu ribuan orang yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat biasa, pegawai negeri, swasta, alim ulama dan ABRI bekerja bakti membersihkan taman tak terurus di bekas benteng penjajah itu.

Pada tahun 1953 beberapa ulama mencetuskan ide untuk mendirikan masjid megah yang akan menjadi kebanggaan warga Jakarta sebagai ibukota dan juga rakyat Indonesia secara keseluruhan.

KH Wahid Hasyim, Menteri Agama RI pertama, yang melontarkan ide pembangunan masjid itu bersama-sama dengan H Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir Sofwan beserta sekitar 200-an orang tokoh Islam pimpinan KH Taufiqorrahman.

Ide itu kemudian diwujudkan dengan membentuk Yayasan Masjid Istiqlal.

Pada tanggal 7 Desember 1954 didirikan Yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H Anwar Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.

Gedung Deca Park di Lapangan Merdeka (kini Jalan Medan Merdeka Utara di Taman Museum Nasional), menjadi saksi bisu atas dibentuknya Yayasan Masjid Istiqlal.

Nama Istiqlal diambil dari bahasa Arab yang berarti merdeka sebagai simbol dari rasa syukur bangsa Indonesia atas kemerdekaan yang diberikan oleh Allah SAW.

Presiden Pertama RI Soekarno menyambut baik ide tersebut dan mendukung berdirinya Yayasan Masjid Istiqlal dan kemudian membentuk Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal (PPMI).

Pada 24 Agustus 1961, masih dalam bulan yang sama perayaan kemerdekaan RI, menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi umat muslimin di Jakarta khususnya, dan Indonesia umumnya. Untuk pertama kalinya, di bekas taman itu, kota Jakarta akan dibangun sebuah masjid besar.

Sebuah masjid yang dimaksudkan sebagai simbol kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Padanan katanya dalam bahasa Arab berarti merdeka dan disepakati diberi nama Istiqlal sehingga jadilah, Masjid Istiqlal namanya.

Tanggal yang bertepatan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW itu, dipilih sebagai momen pemancangan tiang pertama oleh Presiden pertama RI, Ir Soekarno yang ketika itu langsung bertindak sebagai Kepala Bidang Teknik.

Sempat terjadi perbedaan pendapat mengenai rencana lokasi pembangunan Masjid Istiqlal. Ir H Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI) berpendapat bahwa lokasi yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jl Moh Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia. Dengan pertimbangan lokasi tersebut berada di lingkungan masyarakat muslim dan waktu itu belum ada bangunan di atasnya.

Sementara itu, Ir Soekarno (Presiden RI) mengusulkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina, yang di bawahnya terdapat reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah dan pusat-pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka.

Hal ini sesuai dengan simbol kekuasaan kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia bahwa masjid selalu berdekatan dengan kraton.

Pendapat H Moh Hatta tersebut akan lebih hemat karena tidak akan mengeluarkan biaya untuk penggusuran bangunan-bangunan yang ada di atas dan di sekitar lokasi. Namun, setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina bekas benteng Belanda. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles