Semarang, Demokratis
Pandemi Covid-19 ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi saja melainkan juga pada dunia pendidikan. Kehadiran pandemi ini mengakibatkan siswa-siswi terpaksa belajar secara daring. Sistem pembelajaran seperti ini memaksa mereka untukĀ mempelajari materi pelajaran melalui ponsel.
Meski demikian bukan berarti tidak menimbulkan kendala. Salah satu kendala yang dihadapi adalah anak menjadi sulit diajak belajar karena malah lebih memilih untuk bermain. Di sisi lain kurangnya perhatian orangtua terhadap anak dalam proses belajar juga memperburuk kondisi ini. Akibatnya anak seringkali tidak mengumpulkan tugas sesuai dengan arahan gurunya.
Menyikapi hal tersebut Madiana Nur (20), salah satu mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sedang melakukan KKN Reguler Dari Rumah 75 di tempat tinggalnya di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan, berinisiatif memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak yang merasa kesulitan dalam memahami pelajaran.
āSaya berharap semoga apa yang saya lakukan dapat bermanfaat bagi adik-adik di lingkungan tempat tinggal saya,ā ungkapnya, Sabtu (14/11).
Menurutnya, sistem pembelajaran daring ini sangat tidak efektif diterapkan pada anak-anak sekolah dasar, apalagi dalam lingkungan masyarakat kelas menengah ke bawah.
āSelain belum bisa belajar secara mandiri, kebanyakan dari mereka tidak mempunyai ponsel yang mendukung untuk pembelajaran secara daring. Ditambah lagi orangtua yang harus bekerja dan lupa memperhatikan tugas sekolah anaknya,ā tambahnya.
Ditambahkan, meskipun guru sudah menjelaskan dengan sedemikian rupa, masing-masing siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap materi. Oleh karena itu, diharapkan Bimbel yang diberikan ini dapat menjadi wadah untuk memahami materi yang kurang dimengerti.
āKegiatan ini dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Biasanya setiap hari Senin dan Kamis. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan sebelum pembelajaran dan menggunakan masker,ā tambahnya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari orangtua siswa. Sebab, hari-hari mereka lebih banyak dihabiskan untuk bekerja sehingga merasa terbantu dengan bimbingan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Walisongo Semarang.
āAnak saya jadi mau belajar dan mengerjakan PR. Biasanya hanya main terus dan jarang sekaliĀ mengerjakan tugas. Karena jujur saya sebagai orangtua juga merasa kesulitan dengan kurikulumĀ sekarang. Sangat berbeda dengan materi yang dulu saya pelajari saat sekolah,ā tutur Nisa (39) salah satu orangtua peserta Bimbel. (Red/Dem)