Jakarta, Demokratis
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyiapkan 10 ribu bibit kedelai unggul guna meningkatkan produksi nasional komoditas itu dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri.
“Kami minta kemarin, 10 ribu (bibit), tapi dikawal,” kata Mentan Amran, saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
Mentan menyampaikan hal itu ketika dikonfirmasi mengenai adanya pemberitaan mengenai pengusaha tempe menyiasati dampak kenaikan harga kedelai impor asal Amerika Serikat (AS) dengan memperkecil ukuran tempe.
Menanggapi hal itu, Amran meyakinkan akan meningkatkan produksi kedelai dalam negeri menggunakan 10 ribu bibit unggul. Program itu bukan sekadar uji coba, melainkan harus menghasilkan produktivitas tinggi, minimal mencapai tiga ton per hektare untuk memastikan keberhasilan skala nasional.
Amran menekankan proyek itu akan dikawal ketat dengan sistem baru dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan penggunaan benih unggul demi mempercepat peningkatan produksi komoditas kedelai nasional.
Menurutnya, langkah itu merupakan solusi atas kebutuhan pengusaha tempe yang beberapa waktu terakhir mengurangi ukuran akibat bahan baku terbilang mahal.
Amran mengaku dalam 100 hari pertamanya menjadi Menteri Pertanian, ia lebih dahulu fokus menangani krisis jagung dan beras, namun kini bersiap serius mempercepat pengembangan kedelai serta komoditas strategis lain seperti gandum.
Ia berharap program pengembangan kedelai itu menjadi gerakan massal apabila hasil panen dari 10 ribu bibit tersebut menunjukkan keberhasilan, sehingga ketergantungan impor kedelai bisa ditekan secara bertahap.
Meskipun lokasi pengembangan 10 ribu bibit kedelai belum dirinci, Mentan memastikan bahwa seluruh program akan dijalankan dengan pengawasan ketat demi memastikan target produksi tercapai secara maksimal.
“Saya katakan bukan uji-coba 10 ribu (bibit kedelai). Dan harus produksi, jangan di bawah tiga ton per hektare. Kalau itu oke, kita jadikan gerakan massal,” imbuh Mentan.
Sementara itu, berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional dilansir di Jakarta, Minggu (27/4/2025) pukul 02.49 dini hari WIB, rata-rata harga kedelai biji kering impor secara nasional di tingkat konsumen mencapai Rp10.773 per kilogram per 26 April 2026.
Angka itu tak jauh beda dari harga di hari sebelumnya atau tepat pada 25 April tercatat Rp10.766 per kg. (Abert S)