Rabu, Desember 11, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional untuk 4 Tokoh

Jakarta, Demokratis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh nasional di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/11/2021).

Keempat tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 dan 110 TK Tahun 2021 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Jasa, adalah almarhum Usmar Ismail (DKI Jakarta), almarhum Tombo Lututu (Sulawesi Tengah), almarhum Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Tengah, dan almarhum Raden Aria Wangsakara (Banten).

Salah satu tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional adalah Usmar Ismail, yang dikenal sebagai pelopor drama modern Indonesia dan Bapak Film Nasional. Ia adalah sutradara film, sutradara, wartawan, dan pejuang berdarah Minangkabau, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 20 Maret 1921.

Usmar Ismail juga sebagai pendiri surat kabar Rakyat bersama dua sahabatnya, Syamsuddin Sutan Makmur dan Rinto Alwi. Selain itu, ia juga tercatat sebagai pendiri harian Patriot dan media bulanan Arena di Yogyakarta.

Semasa hidupnya, Usmar Ismail juga pernah bekerja sebagai wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara.

Karya Usmar Ismail di bidang perfilman, di antaranya Pedjuang (1960), Enam Djam di Djogja (1956), Tiga Dara (1955), Asrama Dara (1958), Lewat Djam Malam (1954), Kafedo (1953), Krisis (1953), Dosa Tak Berampun (1951), serta Darah dan Doa (1950).

Usmar Ismail meninggal pada 2 Januari 1971 karena sakit dalam usia hampir genap lima puluh tahun. Hari pertama pengambilan gambar film berjudul Darah dan Doa (1950) yang disutradarai Usmar Ismail, pada 30 Maret juga ditetapkan sebagai Hari Film Nasional.

Gelar Pahlawan Nasional juga diberikan kepada Tumbo Lututu dari Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tombo Lututu yang bergelar Pua Darawati pernah menerima tahta kerajaan Moutong pada 1877, pada saat itu usianya masih 20 tahun.

Penerima anugerah Pahlawan Nasional lainnya adalah Sultan Aji Muhammad Idris, Raja Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang memimpin perlawanan terhadap VOC. Pemkab Kutai Kartanegara telah bertahun-tahun memperjuangkan nama Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pahlawan nasional.

Selanjutnya, Raden Aria yang dikenal sebagai tokoh ulama dan pendiri Tangerang, yang sangat ditakuti persekutuan dagang asal Belanda, VOC.

Presiden Jokowi juga menganugerahkan tanda kehormatan berupa Bintang Jasa Pratama kepada almarhum I Ketut Suryanegara, dokter di RSUP Sanglah Denpasar, Bali dan almarhum Sucilia Indah, perawat pada RS dokter Sitanala Tangerang, Banten mewakili 221 penerima lainnya.

Almarhumah Emia Louna Lasia Karolin, bidan pada Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan DKI Jakarta, mewakili 76 penerima lainnya dianugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya. (Dasuki)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles