Senin, Desember 9, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Penemuan Planet Uranus

Hari ini pada abad ke-18 atau tepatnya pada 13 Maret 1781, planet Uranus pertama kali ditemukan oleh astronom William Herschel secara tak sengaja.

Planet yang kelak diketahui sebagai planet ketujuh yang mengorbit dari Matahari sekaligus menjadi planet terbesar keempat dalam Tata Surya.

Penemuan Uranus berawal dari Herschel yang sedang mencoba teleskop 7” buatannya. Kala itu, dia melihat adanya planet pada baris ke-7 dari Matahari yang terlihat seperti cakram warna biru-hijau.

Dilansir berbagai informasi, Uranus sendiri memiliki ukuran sebesar empat kali dari Bumi. Komposisinya terdiri dari inti padat yaitu besi dan silikat yang berdiameter sekitar 14.000 km.

Sementara itu, di atas permukaan inti pada terdapat lapisan es setebal 9.000 km dan berbagai gas seperti helium, hidrogen dan sedikit metana. Ini yang menjadikan Uranus sebagai planet terdingin di Tata Surya.

 

Nama Uranus

Pada awalnya Herschel mengusulkan memberi nama objek Georgium Sidus, setelah Raja George III, tetapi orang-orang di luar Inggris tidak senang dengan gagasan itu.

Sebaliknya, atas saran astronom Johann Elert Bode, para astronom memutuskan untuk mengikuti konvensi penamaan planet untuk dewa-dewa kuno.

Diketahui, Uranus – dewa langit kuno, dan salah satu dewa paling awal dalam mitologi Yunani – kadang-kadang disebut Bapa Langit dan dianggap sebagai putra dan suami Gaia, atau Ibu Pertiwi.

Raja George III senang, apa pun namanya. Sebagai hasil dari penemuan Herschel, raja memberinya gelar bangsawan dan mengangkatnya ke posisi astronom istana.

Pensiun yang melekat membuat Herschel berhenti dari pekerjaannya sebagai musisi dan memusatkan perhatian penuhnya untuk mengamati langit.

Dia melanjutkan untuk menemukan beberapa bulan di sekitar planet gas raksasa lainnya. Dia juga menyusun katalog 2.500 benda langit yang masih digunakan sampai sekarang.

Pada tahun 1977, para astronom yang menggunakan Observatorium Lintas Udara Kuiper membuat penemuan kebetulan lainnya – cincin di sekitar planet Uranus. Penemuan itu menjadikan Uranus sebagai planet bercincin kedua yang diketahui di tata surya kita.

Manusia yang paling dekat datang ke Uranus terjadi pada tahun 1986, ketika pesawat ruang angkasa Voyager 2 mengayunkan planet ini.

Pada titik terdekatnya, pesawat ruang angkasa itu berada dalam jarak 81.500 kilometer (50.600 mil) dari puncak awan Uranus pada 24 Januari 1986.

Voyager 2 mengirimkan ribuan gambar dan sejumlah besar data ilmiah lainnya di planet ini, bulan, cincin, atmosfer, interior, dan lainnya. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles