Minggu, Mei 18, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Singapura Tempati Posisi Teratas Sebagai Kota Wisata Terbersih di Dunia

Jakarta, Demokratis

Ketika merencanakan perjalanan, banyak orang fokus pada tiket, hotel, dan daftar tempat wisata.

Namun, satu hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah kebersihan kota tujuan.

Kota yang bersih tentu akan memberikan pengalaman wisata yang jauh lebih menyenangkan.

Melalui sebuah laporan baru, tim dari Eagle Dumpster Rental mengungkapkan daftar kota wisata terbersih di dunia. Mereka menganalisis berbagai destinasi populer berdasarkan pengelolaan sampah, persepsi masyarakat terhadap kebersihan publik, dan jumlah sampah yang dihasilkan per kapita.

Data diambil dari berbagai sumber terpercaya seperti Numbeo, Atlas D-Waste, serta referensi lokal dari tiap kota. Hasilnya, masing-masing kota diberikan skor kebersihan jalanan atau Street Cleanliness Score.

“Kebersihan jalan sangat berpengaruh terhadap pengalaman pengunjung,” ujar Brian McDaid, pakar lingkungan hidup dari Eagle Dumpster Rental, dikutip dari laman Travel + Leisure, Sabtu (26/4/2026).

“Selain karena tidak menyenangkan, jalanan yang kotor bisa menimbulkan risiko kesehatan dan mengurangi daya tarik kota yang sebenarnya indah,” lanjutnya.

Dari seluruh kota yang dianalisis, Singapura menempati posisi teratas sebagai kota wisata terbersih di dunia. Negara-kota ini unggul berkat rendahnya tingkat ketidakpuasan warga terhadap sistem pembuangan sampah serta jumlah sampah yang rendah, yaitu hanya sekitar 709 pon (sekitar 322 kilogram) per orang per tahun.

“Singapura memiliki penegakan hukum kebersihan yang ketat, didukung oleh teknologi pengelolaan sampah yang canggih, sehingga ruang publik di sana tampak sangat bersih,” jelas McDaid.

“Pendekatan mereka sangat menyeluruh, mencakup edukasi publik, denda besar bagi pelanggar, serta sistem pengumpulan sampah yang efisien,” tambahnya.

Posisi kedua ditempati oleh Kopenhagen, Denmark. Warga kota ini juga melaporkan tingkat kepuasan tinggi terhadap layanan kebersihan.

“Kopenhagen telah menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah berkelanjutan,” kata McDaid.

“Fokus mereka pada prinsip ekonomi sirkular dan fasilitas konversi sampah menjadi energi telah menghasilkan jalanan yang lebih bersih dan warga mendapatkan kepuasan,” tambahnya.

Sementara itu, Praha, ibu kota Republik Ceko berada di urutan ketiga. Kota ini dinilai bersih berdasarkan laporan dari warganya sendiri, dan mencatat produksi sampah yang sangat rendah, yaitu hanya 676 pon (sekitar 306 kilogram) per kapita setiap tahun.

Namun, tidak semua kota besar memiliki cerita yang sama. Roma, ibu kota Italia justru berada di posisi terbawah alias kota terkotor dalam laporan ini

Warga Roma mengaku frustrasi dengan pengelolaan sampah di kota tersebut dan para wisatawan pun sering mengeluhkan hal yang sama. Kota ini juga menghasilkan sampah dalam jumlah besar, yakni sekitar 1.444 pon (655 kilogram) per orang setiap tahun.

“Jalanan bersejarah Roma kini menghadapi krisis sampah modern,” ujar McDaid.

“Infrastruktur kuno kota ini tidak dirancang untuk menangani volume sampah yang modern. Ini menciptakan tantangan bagi warga maupun wisatawan,” tambahnya.

Meski begitu, Roma masih punya peluang untuk belajar dari kota-kota lain dalam daftar ini.

“Kota-kota terbersih menunjukkan bahwa sistem pengelolaan sampah yang efektif, edukasi publik, dan infrastruktur yang memadai dapat menciptakan lingkungan urban lebih menyenangkan untuk semua orang, baik yang hanya datang berkunjung maupun tinggal seumur hidup,” pungkas McDaid. (Albert S)

Related Articles

Latest Articles