Selasa, Mei 20, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Subang Jadi Role Model Nasional Program Desa Digital

Subang, Demokratis

Untuk menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo, terkait percepatan layanan internet desa, atau desa digital di 12.500 desa seluruh Indonesia, Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi, menggelar rapat secara virtual, Kamis (6/8/2020) dengan Raja Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi SB, Penggerak Desa Digital Ariyani Djalal, Bumdesma Prakarsa Galuh, Kades Bantarsari Supendi, dan Kades Sukahurip Denny Setiawan Permadi yang membahas tentang Lapak Jawara Tol Langit, pasca diaktifkannya desa digital di lima desa di Kecamatan Cijambe beberapa waktu lalu oleh Wamendes Budi Arie Setiyadi.

Budi Arie Setiadi  menyatakan, jika Subang sudah siap, maka akan dijadikan percontohan (role model) nasional untuk program desa digital ini.

“Subang akan kami jadikan role model, untuk desa digital ini,” kata Budi Arie.

Terkait kendala apapun nanti, dan kedepannya, Budi juga menegaskan, semuanya diselesaikan bersama antara pemerintah pusat, pemetintah daerah, LAK Galuh Pakuan, dan Bumdesma Prakarsa Galuh.

“Ya dengan begitu ada budaya berbagi beban, seperti yang sudah dijalankan oleh masyarakat Galuh di Subang, sekaligus yang diinstruksikan Bapak Presiden Jokowi,” tutupnya.

Kepala Desa Bantarsari Supendi menyampaikan bahwa setelah desanya masuk menjadi salah satu desa digital, dan saat ini sudah bisa dinikmati warga. Maka Desa Bantarsari merespon langsung dengan melakukan kerjasama dengan Bank BJB, untuk bantuan non tunai, sekaligaus nantinya bisa dimanfaatkan warganya, untuk memperkuat usaha online, dengan memanfaatkan, desa digital yang sudah ada.

“Terima kasih sebelumnya Pak Wamendes, Raja Galuh Pakuan dan Bu Arie, desa kami sudah dipercaya untuk menjadi salah satu desa digital di Kabupaten Subang pada khususnya. Dan sebagai bukti keseriusan kami di Desa Bantarsari, sudah mempersiapkan berbagai potensi desa,” ujar Supendi kepada wartawan di sela-sela rapat virtual dengan Wamendes Budi Arie Setiadi.

Supendi juga berharap, adanya bimbingan dari Kementerian Desa, untuk kelancaran dan kemajuan desa digital di Desa Bantarsari.

“Kami juga berharap, Pak Wamendes, tak bosan-bosannya membimbing kami, agar apa yang Bapak harapkan bisa berjalan sesuai harapan,” imbuhnya.

Pernyataan serupa disampaikan Kepala Desa Sukahurip Denny Setiawan Permadi bahwa desanya saat ini sudah mulai melakukan langkah-langkah penginvetarisir semua potensi desa yang ada di Desa Sukahurip.

“Potensi pertanian dan perkebunan yang kami miliki, sudah kami inventarisir. Mudah-mudahan semua potensi yang ada ini dapat dipasarkan di Lapak Jawara, atau Tol Langit,” terang Denny.

Dia juga menyebutkan, potensi lainnya yang dimiliki Desa Sukahurip selain pertanian dan perkebunan, tentunya juga potensi kehutanan, yang perlu ditingkatkan kerjasamanya terlebih dahulu dengan Perum Perhutani, dan LMDH Desa Bantarsari.

“Mungkin untuk potensi desa kami, yang lainnya juga perlu kami gali lagi seperti potensi kehutanan,” tutupnya.

Sementara itu, Penggerak Desa Digital Ariyani Djalal meminta kepada para kepala desa yang di desanya sudah tersambung dengan internet desa digital, untuk bersungguh-sungguh memanfaatkan internet desa digital ini, untuk kemajuan desanya masing-masing.

“Sehingga dengan internet desa digital ini, desa yang sebelumnya tertinggal naik level menjadi desa berkembang, kemudian dari desa berkembang menjadi desa mandiri. Dengan perekonomian yang pesat,” tegas Ariyani.

Ariyani juga berharap, harus adanya kejelian dari para kepala desa, dalam menggali potensi desanya, sekaligus jeli dalam menangkap semua peluang yang ada.

“Ini yang diharapkan juga Pak Wamendes, agar para kades ini, mampu menggiring warganya, dalam memanfaatkan internet desa digital ini untuk kemajuan semua,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi SB mengatakan, pergerakan yang dilakukan LAK Galuh Pakuan sejak adanya pembangunan Pelabuhan Laut Internasional Patimban, yakni merintis Kawasan Desa Berbasis Rempah. Karena dengan adanya Pelabuhan Patimban itu nanti Galuh Pakuan kata Evi, ingin menjadikan Subang Poros Maritim Berbasis Rempah.

“Berawal dari keprihatinan saya, terhadap masyarakat Subang, jika Pelabuhan Patimban jadi, jangan sampai masyarakat Subang menjadi penonton. Kemudian kami malakukan pergerakan dengan masyarakat Galuh, untuk membentuk Kawasan Desa Berbasis Rempah. Karena kami yakin kami bisa menjadikan Pelabuhan Patimban, untuk mengembalikan kejayaan rempah nusantara, sekaligus Subang menjadi poros maritim berbasis rempah,” terang Evi.

Kemudian kata Evi, Pemerintah pusat merespon melalui Kemendes PDTT, dengan kawasan desa berbasis rempah itu, berkembang ke desa digital, yang tentunya ini menjadi peluang besar bagi Subang khususnya. Karena semua potensi sumber daya alam ada di Subang, mulai dari hasil bumi, hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan hasil olahan.

“Tentunya dengan desa digital ini, kami tak lagi khawatir, semua potensi yang dimiliki warga kami bisa tereksplor keluar desa, atau keluar Subang, bahkan sampai keluar negeri. Sehingga upaya yang selama ini Galuh jalankan tidak sia-sia, bagi masyarakat Subang pada umumnya,” sambungnya.

Evi juga berharap Wamendes bisa membantu warga Subang terkait berbagai hal dengan desa digital ini, termasuk berbagai kendalanya kedepan, harus ada solusi.

Desa digital ini merupakan hasil kerjasama Bumadesma Prakarsa Galuh dengan Smart Connect dan BAKTI Kemenkominfo.

“Semuanya kita kembalikan lagi kepada pemerintah, dalam hal ini  Pak Wakil Menteri Desa, untuk membantu hingga Program Desa Digital di Subang selesai,” pungkas Evi. (Abh)

Related Articles

Latest Articles