Rabu, Desember 11, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

WHO Yakin Kematian Akibat Covid-19 Pasti Lebih dari 1 Juta Jiwa

Jakarta, Demokratis

Sudah 1 juta nyawa di dunia melayang akibat Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meyakini angkanya lebih tinggi dari apa yang tercatat pada data.

“Jumlah sebenarnya, kematian akibat Covid-19 pasti lebih tinggi dari 1 juta,” tegas Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (30/9). “Satu juta orang dipastikan telah kehilangan nyawa mereka karena virus baru ini. Jumlah sebenarnya pasti lebih tinggi. Ribuan lainnya berjuang untuk hidup mereka di rumah sakit di seluruh dunia,” kata Tedros dalam pidato di acara UNGA tingkat tinggi seperti dilansir dari WioNews, Kamis (1/10).

Jumlah kematian di seluruh dunia akibat virus Korona melebihi 1 juta pada hari Selasa (29/9) sembilan bulan setelah muncul di Wuhan, Tiongkok. Kondisi ini menguji tekad para pemimpin dunia, mengadu domba sains dengan politik dan memaksa banyak orang untuk mengubah cara mereka hidup, belajar, dan bekerja.

Tonggak sejarah yang suram, yang dicatat oleh Universitas Johns Hopkins, lebih besar dari populasi Yerusalem atau Austin, Texas. Ini adalah 2 1/2 kali luas lautan manusia yang berada di Woodstock pada tahun 1969. Angka ini lebih dari 4 kali lipat jumlah korban tewas dalam gempa bumi dan tsunami tahun 2004 di Samudra Hindia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak negara-negara tersebut untuk bekerja sama memperluas akses pada tes dan perawatan dan memperluas dukungan terhadap vaksin. Setiap negara didorong bekerjasama secara besar-besaran memperluas akses ke tes dan perawatan dan untuk mendukung vaksin sebagai barang publik global. Sehingga vaksin rakyat tersedia dan terjangkau untuk semua orang di mana saja. “Akses ke Covid-19 Tools (ACT) Accelerator dengan fasilitas COVAX-nya adalah kendaraan untuk mendapatkan akses vaksin,” kata Guterres.

Guterres menegaskan bahwa ACT Accelerator adalah satu-satunya cara yang aman untuk membuka kembali perekonomian dunia dan menjamin vaksin tersukses menjangkau semua. Jangan sampai masyarakat dan negara miskin sulit mendapatkan vaksin.

“Kesenjangan pembiayaan saat ini untuk ACT Accelerator mencapai USD 35 miliar. Itu kurang dari 1 persen dari komitmen pemerintah G20 untuk paket stimulus domestik. Dengan kata lain, ini kira-kira setara dengan apa yang dihabiskan dunia untuk rokok setiap dua minggu,” tuturnya. (Red/Dem)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles