Moskow, Demokratis
Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia berencana untuk memangkas pengeluaran militernya mulai tahun depan.
Kondisi berbeda dengan rencana NATO untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan selama dekade berikutnya.
Sekutu NATO pada Rabu sepakat untuk menaikkan target pengeluaran kolektif mereka menjadi 5% dari produk domestik bruto dalam 10 tahun ke depan. Peningkatan anggaran ini dengan alasan ancaman jangka panjang yang ditimbulkan oleh Rusia dan perlunya memperkuat ketahanan sipil dan militer.
Merespons langkah itu, Putin mengatakan pengeluaran NATO akan digunakan untuk pembelian dari AS. Langkah itu disebut urusan NAT bukan Rusia.
“Tetapi sekarang inilah yang terpenting. Kami berencana untuk mengurangi pengeluaran pertahanan. Bagi kami, tahun depan dan tahun berikutnya, selama periode tiga tahun ke depan, kami merencanakan ini,” kata Putin dilansir Reuters, Sabtu (28/6/2025).
Putin mengatakan belum ada kesepakatan akhir antara kementerian pertahanan, keuangan, dan ekonomi.
“Tetapi secara keseluruhan, semua orang berpikir ke arah ini. Dan Eropa berpikir tentang cara meningkatkan pengeluarannya, sebaliknya. Jadi siapa yang bersiap untuk beberapa jenis tindakan agresif? Kami atau mereka?” sambungnya.
Saat ini perang Rusia-Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dan malah semakin intensif dalam beberapa minggu terakhir, karena negosiasi tidak menunjukkan kemajuan yang nyata menuju gencatan senjata.
Putin mengatakan Rusia menghargai upaya Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang.
“Baru-baru ini ia menyatakan bahwa ternyata perang itu lebih sulit daripada yang terlihat dari luar. Ya, itu benar,” kata Putin.
Trump mengatakan dirinya yakin Putin ingin menemukan cara untuk menyelesaikan konflik, tetapi Ukraina dan banyak sekutu Eropanya yakin pemimpin Kremlin itu tidak memiliki minat nyata dalam perjanjian damai dan berniat untuk merebut lebih banyak wilayah.
Rusia dilaporkan mengalami perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi karena anggaran mendapat tekanan dari penurunan pendapatan energi dan bank sentral berupaya menurunkan inflasi.
Rusia menaikkan belanja negara untuk pertahanan nasional sebesar seperempat pada tahun 2025 menjadi 6,3% dari produk domestik bruto (PDB), level tertinggi sejak Perang Dingin. Belanja pertahanan mencapai 32% dari total belanja anggaran federal tahun 2025.
Pabrik pertahanan telah beroperasi sepanjang waktu selama beberapa tahun terakhir.
Negara telah menghabiskan banyak uang untuk bonus guna menarik tentara agar mendaftar dan untuk kompensasi bagi keluarga mereka yang terbunuh.
Putin mengakui Rusia telah membayar peningkatan belanja militer dengan inflasi yang lebih tinggi.
Kementerian Keuangan menaikkan estimasi defisit anggaran 2025 menjadi 1,7% dari produk domestik bruto pada April dari 0,5% setelah mengurangi perkiraan pendapatan energi sebesar 24%, dan berencana untuk memanfaatkan cadangan fiskal tahun ini untuk menyeimbangkan anggaran.
Rancangan anggaran berikutnya akan muncul pada musim gugur. (IB)