Oleh DR Mas ud HMN
Kunjungan Datuk Zainal Abidin Bakar Duta Besar Malaysia sebagai upaya Malaysia mempromosikan pendidikan bertemakan The most affordable student city yang menawarkan biaya relatif murah bagi mahasiswa internasional hal yang mendapatkan perhatian. Seperti yang dilakukan kunjungan Duta Besar Malaysia ke beberapa Provinsi Sumatera akhir Oktober ini. Inti promosi Malaysia tersebut memang ekonomi, tetapi juga termasuk aspek lain seperti pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan keagamaan.
Memang, hubungan Indonesia – Malaysia lagi memasuki babak baru, karena itu terdapat konsentrasi langkah menghadapi permasalahan tersebut. Ini jawaban persoalan baru untuk merapatkan lagi hubungan yang sudah ada.
Esensi persoalan agaknya dapat dilihat dengan munculnya pemerintahan baru. Untuk Malaysia sudah ada pemerintahan di bawah Perdana Menteri Mahathir Muhammad sebagai pengganti PM Najib Razak. Memang sudah beberapa masa, namun suasana Malaysia masih dalam era baru dan perubahan.
Pemerintahan Indonesia demikian juga, yakni Presiden Joko Widodo meski figur lama namun eranya baru yakni periode 2019-2024. Singkat kata ada era baru dan ada tantangan baru.
Sudah cukup disadari oleh kedua pemimpin Indonesia dan Malaysia. Mereka berdua pada bulan Agustus 2019 lalu Presiden Jokowi datang untuk bertemu Perdana Menteri Mahathir Muhammad di Putra Jaya Kuala Lumpur.
Pertemuan berlangsung 8 sd 9 Agustus kantor Perdana Menteri bertemu empat mata. Pertemuan mendiskusikan setidaknya 4 poin, yaitu:
Pertama, soal perbatasan. Hal ini berkaitan dengan keamanan lintas batas bahaya narkoba dan teroris. Ini menjadi concern dua pemimpin sebagai isu bersama. Hal itu sepakat dihadapi bersama sebagai commom enemy yang serius.
Kedua, masalah industri minyak kelapa sawit. Kedua negara terlibat sebagai penghasil palm oil terbesar dunia. Problemnya adalah faktor harga dan kebijakan perdagangan dunia.
Ketiga, masalah pendidikan yaitu Indonesia dan Malaysia perlu bekerjasama pada pendidikan tinggi. Problemnya diorgonaize oleh lembaga Cultural Learning Coperatiom (CLC).
Keempat, car project dan Petronas. Yaitu soal industri mobil Protom dan masalah energy minyak Petronas Malaysia dalam tata kelola market di Indonesia.
Selain itu adalah masalah Annual ASEAN Meeting 19-21 Desember di Kuala Lumpur. Ini tentu saja tentang sikap pembentangan di atas bersama dalam persfektif region dan global.
Pembentangan di atas mengindikasikan masalah dan tantangan baru disertai dengan keberadaan leadership baru. Ya, itu lah realita di depan mata. Juga tidak bisa dilupakan Presiden Jokowi dan KH Maruf Amin akan menjadi Wakil Presiden baru Indonesia 20 Oktober sebagi hari pelantikannya. Dimana pelantikan ikut hadir dari Perdana Menteri Mahathir Muhammad sendiri juga YABhg Tun Dr, Siti Hasmah Mohamad Ali Senior Oficial Prime Minister dan Menteri Luar Negeri YB Dato Saifuddin Abdullah.
Utusan figur dari Malaysia disertai aplikasi lapangan Duta Besar Malaysia Datuk Zainal Abidin Bakar adalah simbol kehangatan relationship dua negara Melayu bertetangga baik. Tentu semua ini melambangkan ungkapan tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Menuju kekalnya Melayu serumpun bak serai dan segagang bak sirih. Tak Melayu hilang di bumi. Insya Allah!
Jakarta, 30 Oktober 2019